Bisnis.com, JAKARTA - Presiden China Xi Jinping menegaskan perlu memaksimalkan penggunaan sumber daya pertahanan seperti teknologi untuk memenangkan perang.
Hal ini diungkap oleh Xi usai pihaknya secara tegas menentang kemerdekaan Taiwan dan mempertegas pandangannya terhadap prinsip Satu-China.
Menurutnya, China kini berada dalam kondisi yang terdesak.
"China perlu menggunakan ilmu, teknologi, dan industri pertahanan dengan lebih baik untuk memperkuat tentaranya dan memenangkan perang," terangnya dikutip dari Reuters, Rabu (8/3/2023).
Xi yang menjadi Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata China itu meminta laboratorium nasional China untuk empercepat penelitian di bidang teknologi pertahanan agar tidak lagi harus bergantung pada negara asing.
Ada 3 hal pesan Xi dalam sidang parlemen China. Pertama, meminta laboratorium nasional China untuk mempercepat penelitian di bidang teknologi pertahanan. Hal ini diharapkan dapat membuat China tak lagi harus bergantung pada negara Barat.
Baca Juga
Kedua, meminta agar pemerintahannya dapat memperbanyak pembangunan infrastruktur dan menyiapkan komponan cadangan militer untuk pertahanan negara.
Terakhir, untuk bisa memenangkan perang, maka harus memperkuat rantai pasokan industri.
Pemerintah China dikabarkan akan meningkatkan anggaran pertahanan militer sekitar 7,2 persen pada 2023.
Perdana Menteri China Li Keqiang menyampaikan pihaknya akan menggelontorkan sebesar 1,55 triliun yuan atau sekitar Rp3.436,2 triliun untuk keperluan belanja militer pada tahun ini.
"Bertambahnya anggaran belanja pertahanan pada tahun ini merupakan salah satu upaya China untuk meningkatkan kesiapan tempur," ujarnya dikutip dari Reuters saat pembukaan Kongres Rakyat Nasional (NPC) di Aula Besar Rakyat di Beijing, Minggu (5/3/2023).
Dia mengatakan peningkatan pengeluaran untuk keperluan pertahanan itu bahkan melampaui pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan sekitar 5 persen.
Seperti diketahui, China mulai mengintesifkan latihan militer usai Taiwan menerima kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi pada awal Agustus 2022.
Sejak saat itu, China memutuskan untuk terus memperkuat ketahanan sistem militer mereka.
Li menuturkan, pembangunan kapasitas dan kesiapsigaan tempur menjadi salah satu kunci agar prajurit dapat memenuhi tugas utama mereka.
"Angkatan bersenjata fokus pada tujuan peringatan seratus tahun Tentara Pembebasan Rakyat 2028. Harus bekerja untuk melakukan operasi militer, meningkatkan kesiapan tempur, dan meningkatkan kemampuan militer," terang Li.