Bisnis.com, JAKARTA - International Fragrance Association (IFRA) bersama dengan Dewan Atsiri Indonesia (DAI) dan Asosiasi Flavor dan Fragran Indonesia (AFFI) mengembangkan studi praktik sumber daya nilam yang berkelanjutan di Indonesia.
Ketua Dewan Atsiri Indonesia Irdika Mansur menerangkan proyek kolaboratif ini bertujuan mengatasi masalah keberlanjutan di seluruh rantai nilai fragran melalui kerjasama dengan industri minyak atsiri, dan dengan fokus khusus pada nilam dan produk turunannya.
"Proyek ini akan melibatkan pelaku industri, lembaga akademik dan penelitian, komunitas lokal, serta petani dari berbagai daerah di Indonesia, guna memastikan keberhasilan dalam implementasinya," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (8/3/2023).
Studi ini menjadi langkah strategis DAI dalam memajukan industri minyak atsiri sebagai penyedia bahan baku utama untuk pengharum di Indonesia. Proyek nilam ini, lanjutnya, akan menguntungkan semua pemangku kepentingan di industri minyak atsiri.
Sebagai tanda dimulainya kemitraan, para wakil ketiga pihak telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) Sustainable Patchouli, yaitu Ketua Dewan Atsiri Indonesia Irdika Mansur, Presiden IFRA , Martina Bianchini, dan Presiden AFFI Hanny Wijaya.
Presiden IFRA Martina Bianchini mengatakan IFRA memiliki komitmen jangka panjang terhadap penggunaan wewangian yang aman dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga
IFRA, bersama dengan Organisasi Industri Flavour Internasional (IOFI), sudah meluncurkan Sustainability Charter yang menetapkan kerangka kerja kolektif mengatasi masalah dan peluang keberlanjutan di sepanjang rantai nilai industri flavor dan fragran.
“Kami berusaha menjadi model kolaborasi global dalam penggunaan wewangian yang aman, mulai dari sumber yang bertanggung jawab hingga barang jadi. IFRA akan terus mendukung perkembangan industri wewangian di seluruh dunia melalui penggunaan wewangian yang aman dan berkelanjutan," katanya.
Bianchini menyatakan IFRA mendukung peningkatan kapasitas praktik-praktik berkelanjutan dalam mencari dan memanfaatkan sumber bahan wewangian.
Tujuan kemitraan ini meningkatkan pembelajaran, pendidikan dan kesejahteraan melalui penelitian, serta bertindak secara bertanggung jawab untuk melindungi konsumen dan lingkungan. Sebagai bagian dari upaya ini, IFRA akan mendanai studi kasus tanaman nilam di Indonesia hingga akhir tahun 2024.
Presiden AFFI Hanny Wijaya mendukung inisiatif Sustainability Charter dari IFRA dan IOFI. Oleh karena itu, AFFI berada pada posisi yang tepat untuk memperluas kebutuhan dan kepentingan industri perisa dan wewangian di Indonesia di hampir semua aspek proyek, serta melaksanakan tugas dan tanggung jawab proyek dengan memahami budaya dan kearifan lokal.
Selama pelaksanaan proyek ini, DAI akan berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait memastikan bahwa kegiatan proyek sesuai dengan standar keberlanjutan yang disepakati semua pihak. DAI akan melaksanakan proyek studi dan pengembangan nilam, dan ketiga pihak akan mendokumentasikan studi kasus dan praktik terbaik untuk pengembangan nilam sebagai sumber bahan alami yang berkelanjutan.