Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Berikan Peringatan Keras ke China, Terkait Rusia

Pemerintah Amerika Serikat memperingatkan agar China tidak memasok peralatan tempur atau senjata ke Rusia guna menghadapi Ukraina.
Gedung Putih di Washington DC, AS/Reuters-Jason Reed. AS Berikan Peringatan Keras ke China, Terkait Rusia
Gedung Putih di Washington DC, AS/Reuters-Jason Reed. AS Berikan Peringatan Keras ke China, Terkait Rusia

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Amerika Serikat memberikan peringatan kepada China, bahwa akan aada konsekuensi yang besar jika Negeri Panda tersebut mengirimkan senjata ke Rusia, dalam perang dengan Ukraina.

Seperti dilaporkan oleh Antara, Minggu (27/3/2023) Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan bahwa keputusan membantu Moskow, termasuk memberikan bantuan militer, ada di tangan Beijing. Namun dia menyatakan akan ada konsekuensi serius yang dapat diterima China nantinya.

"... tetapi jika itu yang terjadi, akan ada konsekuensi yang harus ditanggung China," kata Sullivan.

Dalam wawancara terpisah dengan program "This Week" di ABC, dia mengatakan China belum mengirimkan bantuan itu, tetapi juga belum mengesampingkan opsi tersebut.

Sebelumnya para oejabat AS telah memperingatkan pejabat China dalam forum tertutup tentang akibat yang akan ditanggung jika mengirimkan senjata ke Rusia, kata Sullivan. Namun, dia tidak menjelaskan lebih jauh tentang pembicaraan tertutup itu.

AS dan para sekutunya di pakta pertahanan NATO ramai-ramai memperingatkan China tentang hal itu dalam beberapa hari terakhir.

Mereka mengeluarkan pernyataan terbuka tentang keyakinan mereka bahwa China sedang mempertimbangkan untuk memberikan peralatan mematikan kepada Rusia.

Direktur CIA William Burns juga telah memberikan komentarnya pada Minggu.

"Kami yakin bahwa pemimpin China sedang mempertimbangkan bantuan peralatan mematikan. Kami juga belum melihat keputusan final sudah dibuat (China), dan kami belum melihat bukti adanya pengiriman peralatan mematikan," kata Burns.

Presiden AS Joe Biden bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelenskyy di Kiev, Senin lalu dan menjanjikan bantuan baru bagi Ukraina senilai US$500 juta (sekitar Rp7,6 triliun).

Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan akan mengunjungi China pada April tahun ini. Hal itu dilakukannya untuk meminta bantuan pemerintah China dalam mengakhiri invasi Rusia ke Ukraina.

Pengumuman itu datang setelah China menerbitkan 12 poin yang menyerukan gencatan senjata dan penyelesaian politik untuk mengakhiri konflik yang sudah berlangsung selama setahun. Macron berbicara di sela-sela acara pertanian di Paris dan mengatakan dia akan mengunjungi China pada awal April.

Menurutnya, China harus membantu untuk menekan Rusia agar tidak menggunakan senjata kimia atau nuklir dan menghentikan serangan.

“China harus membantu kami menekan Rusia agar tidak pernah menggunakan senjata kimia atau nuklir dan menghentikan agresinya sebagai prasyarat untuk pembicaraan,” lanjutnya, seperti dilansir dari Aljazeera, Minggu (26/2/2023).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara, Bloomberg & Aljazeera
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper