Bisnis.com, JAKARTA -- Polemik mengenai pelaksanaan sistem pemilihan umum atau Pemilu proporsional tertutup atau terbuka terus menjadi bola liar.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang sempat mendukung pelaksanaan proporsional tertutup pada 2016 lalu menyatakan bahwa perubahan sistem Pemilu di tengah jalan akan merampas hak rakyat dalam memilih langsung wakilnya.
"Adanya wacana untuk merubah sistem pemilu dari proporsional terbuka menjadi proporsional tertutup di saat proses dan tahapan pemilu sudah berjalan sungguh tidaklah bijak," ujar Presiden PKS Ahmad Syaikhu dikutip dari laman resmi PKS, Senin (27/2/2023).
Syaikhu mengungkapkan alasan sekarang partainya menolak sistem proporsional tertutup. Menurutnya, selain menggerus hak dalam memilih langsung, rakyat juga tidak mengetahui visi kisi calon wakil rakyat yang hendak dipilih.
Syaikhu lantas mengatakan, perubahan sistem Pemilu akan merusak sistem yang sudah berjalan.
"Perubahan di tengah jalan akan mengacak-acak perencanaan dan sistem yang telah dirancang oleh semua unsur yang terlibat dalam pemilu, baik penyelenggara maupun peserta pemilu," kata dia.
Baca Juga
PKS, kata Syaikhu, mengklaim secara konsisten menolak sistem proporsional tertutup dan menilai proporsional terbuka sebagai yang terbaik saat ini.
Dia menuturkan bahwa mempertahankan sistem pemilu tetap proporsional terbuka adalah pilihan tepat dan terbaik untuk saat ini
"PKS konsisten memperjuangkan penolakan terhadap adanya wacana perubahan sistem pemilu menjadi proporsional tertutup," pungkasnya.