Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

FATF Bekukan Keanggotaan Rusia Imbas Konflik Ukraina

FATF memutuskan untuk membekukan keanggotaan Rusia sebagai respons atas tindakan serangan sporadis Rusia ke Ukraina 1 tahun terakhir.
Prajurit Ukraina berdiri di lokasi setelah serangan rudal Rusia di pasar di desa Shevchenkove, wilayah Kharkiv, Ukraina, pada 9 Januari. Bloomberg/Sergey Bobok/AFP/Getty Images
Prajurit Ukraina berdiri di lokasi setelah serangan rudal Rusia di pasar di desa Shevchenkove, wilayah Kharkiv, Ukraina, pada 9 Januari. Bloomberg/Sergey Bobok/AFP/Getty Images

Bisnis.com, JAKARTA – Financial Action Task Force on Money Laundering atau FATF memutuskan membekukan keanggotaan Rusia. Hal itu dilakukan sebagai bentuk kecaman atas serangan yang dilakukan Rusia ke Ukraina selama 1 tahun terakhir.

Satgas anti pencucian uang global itu mendukung Resolusi Majelis Umum PBB ES-11/1 yang menuntut agar Rusia segera, sepenuhnya dan tanpa syarat menarik semua pasukan militernya dari wilayah Ukraina.

“FATF mengutuk keras perang agresi Federasi Rusia melawan Ukraina. Selama setahun terakhir, Rusia telah mengintensifkan serangan brutal dan tidak manusiawi yang menargetkan infrastruktur publik yang kritis,” demikian keterangan resmi yang dikutip Bisnis, Sabtu (25/2/2023).

FATF juga menyoroti adanya laporan tentang perdagangan senjata antara Rusia dengan yurisdiksi PBB, serta aktivitas siber berbahaya yang berasal dari Rusia.

Tindakan Federasi Rusia, lanjut keterangan itu, tidak dapat diterima dan bertentangan dengan prinsip-prinsip inti FATF yang bertujuan untuk mempromosikan keamanan, keselamatan, dan integritas sistem keuangan global.

Kendati demikian, FATF tetap meminta Rusia bertanggung jawab untuk menerapkan standar anti pencucian uang. Rusia juga harus terus memenuhi kewajiban keuangannya.

“Federasi Rusia akan tetap menjadi anggota Jaringan Global sebagai anggota aktif Grup Eurasia untuk Pencucian Uang (EAG) dan mempertahankan haknya sebagai anggota EAG.”

Dalam catatan Bisnis, Rusia masih terus melakukan serangan ke Ukraina hingga hari ini. Kementerian Pertahanan Rusia bahkan melaporkan telah menghantam pos pasukan khusus dan menembak jatuh 3 pesawat tempur Ukraina. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper