Bisnis.com, JAKARTA – Financial Action Task Force on Money Laundering atau FATF memutuskan membekukan keanggotaan Rusia. Hal itu dilakukan sebagai bentuk kecaman atas serangan yang dilakukan Rusia ke Ukraina selama 1 tahun terakhir.
Satgas anti pencucian uang global itu mendukung Resolusi Majelis Umum PBB ES-11/1 yang menuntut agar Rusia segera, sepenuhnya dan tanpa syarat menarik semua pasukan militernya dari wilayah Ukraina.
“FATF mengutuk keras perang agresi Federasi Rusia melawan Ukraina. Selama setahun terakhir, Rusia telah mengintensifkan serangan brutal dan tidak manusiawi yang menargetkan infrastruktur publik yang kritis,” demikian keterangan resmi yang dikutip Bisnis, Sabtu (25/2/2023).
FATF juga menyoroti adanya laporan tentang perdagangan senjata antara Rusia dengan yurisdiksi PBB, serta aktivitas siber berbahaya yang berasal dari Rusia.
Tindakan Federasi Rusia, lanjut keterangan itu, tidak dapat diterima dan bertentangan dengan prinsip-prinsip inti FATF yang bertujuan untuk mempromosikan keamanan, keselamatan, dan integritas sistem keuangan global.
Kendati demikian, FATF tetap meminta Rusia bertanggung jawab untuk menerapkan standar anti pencucian uang. Rusia juga harus terus memenuhi kewajiban keuangannya.
Baca Juga
“Federasi Rusia akan tetap menjadi anggota Jaringan Global sebagai anggota aktif Grup Eurasia untuk Pencucian Uang (EAG) dan mempertahankan haknya sebagai anggota EAG.”
Dalam catatan Bisnis, Rusia masih terus melakukan serangan ke Ukraina hingga hari ini. Kementerian Pertahanan Rusia bahkan melaporkan telah menghantam pos pasukan khusus dan menembak jatuh 3 pesawat tempur Ukraina.