Bisnis.com, JAKARTA - Puasa Qadha adalah puasa ganti karena telah meninggalkan puasa wajib di bulan Ramadhan.
Perlu Anda ketahui bahwa niat puasa qadha berbeda dengan niat puasa wajib. Lantas, bagaimana niat qadha puasa Ramadhan? Simak selengkapnya di bawah ini.
Keutamaan Puasa Qadha
Adapun tiga golongan yang diberi keringanan untuk meninggalkan puasa Ramadhan sebab adanya udzur, yaitu :
- Orang sakit dan sakitnya memberatkan puasa, contohnya pada wanita hamil dan menyusui.
- Seorang musafir dan ketika bepergian sulit untuk puasa atau melakukan amalan kebajikan.
- Wanita haid dan nifas.
Dengan demikian, seseorang yang meninggalkan puasa wajib karena alasan-alasan tersebut, wajib baginya untuk melakukan puasa Qadha atau puasa ganti di hari lain.
Selain itu, pelaksanaan puasa Qadha wajib diganti di tahun tersebut (sebelum bulan Ramadhan tahun berikutnya). Jumlah dari puasa Qadha menyesuaikan dengan banyaknya hari puasa wajib yang telah ditinggalkan.
Adapun yang dengan sengaja meninggalkan puasa di bulan Ramadhan, maka tidak wajib untuk puasa ganti karena amalannya tidak diterima dan harus menutupi dosanya tersebut dengan taubat nashuha serta melakukan amalan saleh, seperti perbanyak shalat dan puasa sunnah.
Baca Juga
Sementara itu, beberapa keutamaan dari puasa antara lain :
- Mengajarkan kesabaran untuk taat kepada Allah, sabar menjauhi hal yang dilarang Allah, dan sabar terhadap takdir Allah atas rasa lapar dan kesulitan selama puasa.
- Memberikan syafaat pada hari kiamat.
- Diberi ampunan dan pahala yang besar. Menjadi perisai dari api neraka.
- Menjadi alasan seseorang masuk ke dalam surga.
Niat Puasa Qadha Ramadhan
Niat Qadha puasa harus dilakukan di malam hari. Diterangkan oleh Syekh Sulaiman Al-Bujairimi dalam Hasyiyatul Iqna, yang artinya.
“Disyaratkan memasang niat di malam hari bagi puasa wajib seperti puasa Ramadhan, puasa qadha, atau puasa nadzar. Syarat ini berdasarkan pada hadits Rasulullah SAW, ‘Siapa yang tidak memalamkan niat sebelum fajar, maka tiada puasa baginya.’ Karenanya, tidak ada jalan lain kecuali berniat puasa setiap hari berdasar pada redaksi zahir hadits,” (Lihat Syekh Sulaiman Al-Bujairimi, Hasyiyatul Iqna’, [Darul Fikr, Beirut: 2007 M/1428 H], juz II).
Tata cara puasa qadha tidak jauh berbeda dengan puasa Ramadhan, hanya berbeda pada niat puasanya saja. Adapun niat Qadha puasa Ramadhan, sebagai berikut.
noyt som ghd aan kdaaa frd shhr rmdan llh taaal
Nawaitu shauma ghadin ‘an qadha’I fardhi syahri Ramadhana lillâhi ta‘âlâ.
Artinya : “Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.”
Sebelum fajar tiba, disunnahkan untuk makan sahur. Kemudian menahan lapar, haus, dan menghindari hal-hal yang dapat membatalkan puasa Qadha, terhitung dari mulai terbitnya fajar di pagi hari sampai terbenamnya matahari di waktu petang.
Meskipun bertujuan untuk mengganti puasa Ramadhan, puasa Qadha tidak bisa dilakukan sembarangan. Pasanya, ada hari-hari tertentu yang tidak diperbolehkan puasa. Hari yang tidak diperbolehkan melakukan puasa karena hukumnya haram, seperti saat hari Idul Fitri, Idul Adha, dan hari Tasyrik (tanggal 11 – 13 bulan Dzulhijjah).
Doa Berbuka Puasa Qadha
Ketika matahari telah terbenam, seseorang yang berpuasa qadha wajib menyegerakan buka puasa. Doa puasa qadha, sebagai berikut.
llhm lk smna oaal rzkk aftrna allhm tkbl mna ank ant alsmyaa alaalym
Allahumma lakasumtu wabika aamantu wa’ala rizqika afthortu birahmatika ya arhamar-roohimina
Artinya : "Ya Allah karenaMu aku berpuasa, denganMu aku beriman, kepadaMu aku berserah dan dengan rezekiMu aku berbuka (puasa), dengan rahmatMu, Ya Allah yang Tuhan Maha Pengasih," (HR Bukhari dan Muslim).
Niat berbuka puasa qadha lainnya juga bisa dengan:
thhb althma oabtlt alaarok othbt alagr an shaaa allh
Dzahaba dzomau wabtallatil ‘uruuqu, wa tsabatal ajru Insyaa Allah
Yang artinya; “Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah basah serta pahala telah tetap, insya Allah.” (HR. Abu Dawud)
Itulah keutamaan, niat puasa Qadha, dan doa buka puasa Qadha. Seseorang yang wajib melakukan puasa qadha yaitu orang yang memiliki udzur saat bulan Ramadhan, sedangkan yang sengaja meninggalkan puasa tidak wajib untuk puasa qadha, namun hendaknya segera bertaubat dan memperbanyak amalan saleh.