Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KKB Papua Sandera Pilot Susi Air, 3 Diplomat Selandia Baru Turun ke Mimika

Tiga diplomat Selandia Baru tiba di Kabupaten Mimika untuk memantau pencarian pilot Susi Air Philip Mehrtens yang disandera KKB Papua.
Pesawat Susi Air terparkir di Bandara Andi Jemma, Masamba Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Jumat (11/1/2019)./Bisnis-Paulus Tandi Bone
Pesawat Susi Air terparkir di Bandara Andi Jemma, Masamba Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Jumat (11/1/2019)./Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA - Tiga diplomat Selandia Baru tiba di Kabupaten Mimika, Papua Tengah pada Senin (13/2/2023) untuk memantau pencarian pilot Susi Air Philip Mehrtens yang disandera KKB Papua

Mengutip Radio News Zealand (RNZ), Rabu (15/2/2023), ketiga diplomat yang hadir adalah Wakil Kepala Misi Diplomatik Selandia Baru untuk Asean Brendan Andrew Stanbury, Patrick John Fitzgibbon, serta Alexander Mcsporran dari Kedutaan Besar Selandia di Indonesia.

Ketiga diplomat tersebut didampingi oleh dua staf Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI Dionisius Elvan Swasono serta Nicolas Hendrik Theodorus.

"Kedatangan mereka ke Timika adalah untuk memantau perkembangan pencarian pilot Selandia Baru Philip Mehrtens," ujar keterangan Jubi TV dikutip dari laman RNZ, Rabu (15/2/2023).

Setibanya di tanah Papua, ketiga diplomat Selandia Baru itu menghadiri rapat yang dipimpin oleh Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III (Pangkogabwilhan III) Letnan Jenderal TNI I Nyoman Cantiasa.

Mereka  berharap agar pemerintah Indonesia dapat segera menemukan dan membebaskan pilot asal Selandia Baru itu dari tangan Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Adapun, pembakaran pesawat Susi Air hingga penyanderaan pilot maskapai tersebut menjadi ketakutan sendiri bagi masyarakat. Pilot asal Selandia Baru itu kini terancam dibunuh jika pemerintah Indonesia bersikukuh untuk tidak mengakui kemerdekaan Papua.

"Kami tangkap pilot hanya lepas dengan Papua merdeka, kalau sama-sama tidak, pilot sama-sama mati di wilayah Kodap III," ujar salah satu anggota TPNPB-OPM pimpinan Egianus Kogoya dalam sebuah video yang beredar di media sosial.

Ancaman tersebut lantas mengharuskan pemerintah menyiapkan strategi untuk membebaskan pilot Susi Air tersebut.

Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan, terdapat dua hal yang kini telah disiapkan pemerintah.

Pertama, berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan penyelamatan terhadap sandera dengan pendekatan-pendekatan yang bersifat persuasif. 

"Karena yang diutamakan adalah keselamatan sandera," ujar Mahfud MD dalam video statement, Selasa (14/2/2023).

Kedua, melakukan komunikasi dengan pemerintah Selandia Baru untuk memantau dan mempercepat penanganan pembebasan sandera Philps Merthens.

Mahfud menyampaikan bahwa penyanderaan warga sipil, dengan alasan apapun tidak dapat diterima. Oleh sebab itu, upaya persuasif menjadi pedoman utama demi keselamatan sandera, kendati dia mengaku pemerintah tak menutup upaya lain.

Tidak hanya itu, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu menegaskan bahwa Papua adalah bagian sah dari NKRI baik menurut konstitusi maupun menurut hukum internasional.

"Maupun menurut fakta yang sekarang sedang berlangsung. Oleh sebab itu karena Papua adalah bagian yang sah dari NKRI dari berbagai aspek, maka Papua seterusnya dan selamanya akan tetap menjadi bagian yang sah dari NKRI," lanjutnya.

Tanggapan Susi Pudjiastuti

Di sisi lain, keadaan yang semakin memanas ini membuat pendiri maskapai penerbangan Susi Air, Susi Pudjiastuti meminta keikhlasan masyarakat Indonesia untuk senantiasa mendoakan keselamatan Philips Marthens.

"Mohon dukungan dan doa untuk keselamatan pilot kami. Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT," tulis Susi dalam akun Twitter @susipudjiastuti, Minggu (12/2/2023).

Cuitannya itu pun dilengkapi video yang menampilkan beberapa armada pesawat Susi Air. Di dalamnya, tampak pula seorang pilot yang tengah berbicara dengan penduduk lokal.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper