Bisnis.com, SOLO - Viral foto dan video beredar di media sosial menampilkan pria yang diklaim sebagai pilot Susi Air Capt Philip Mark Mehrtens yang hilang beberapa waktu lalu.
Dalam video tersebut, KKB terdengar mengancam militer Indonesia dan Capt Philip Mark Mehrtens.
Menurut salah satu anggota KKB, penyanderaan Capt Philip didasari pada keputusan Indonesia yang tidak pernah mengakui adanya Papua Merdeka.
Ia menyebut mata pemerintah Indonesia harus terbuka untuk Papua. Ia mengancam tidak akan melepaskan Capt Philip kecuali tuntutan mereka dipenuhi.
Seperti diketahui, Susi Air dibakar Kabupaten Nduga oleh KKB Papua pada 7 Februari 2023 lalu.
Pesawat Susi Air tersebut tinggal landas dari Timika pukul 05.30 WIT dan mendarat di Lapangan Terbang Paro pukul 06.17 WIT. Pesawat tersebut merupakan penerbangan perintis dengan rute Timika - Paro PP.
Baca Juga
Setelah beberapa jam, pihak Station Susi Air di Timika mendapat info dari Kapolres Kabupaten Nduga bahwa pesawat dirusak atau dibakar.
Dilansir dari Al Jazeera, pesawat Susi Air tersebut membawa lima penumpang dan menjemput 15 pekerja bangunan yang sedang membangun klinik di Paro.
Lalu kemanakah penumpang Susi Air?
Ke-15 pekerja yang ada di dalam pesawat Susi Air tersebut sudah dievakuasi sehari setelah kabar pesawat Susi Air disandera KKB Papua mencuat.
"Untuk penumpang saat ini semuanya sudah bisa diamankan sudah dievakuasi," kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pada Rabu (8/2/2023).
Sementara menurut laporan Al Jazeera, KKB Papua membiarkan kelima penumpang lainnya pergi karena mereka adalah penduduk asli Papua.
Kelima penumpang tersebut adalah:
1. Demanus Gwijangge (laki-laki)
2. Minda Gwijangge (perempuan)
3. Pelenus Gwijangge (laki-laki)
4. Meita Gwijangge (perempuan)
5. Wetina W (bayi)
Saat ini, pemerintah dan TNI sedang melakukan berbagai upaya untuk menyelamatkan pilot Susi Air yang disandera.
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Selandia Baru mengatakan kepada Al Jazeera bahwa mereka belum mau berkomentar lebih banyak tentang kejadian ini.
"Kami mengetahui foto dan video yang beredar tetapi tidak akan berkomentar lebih lanjut pada tahap ini," katanya.