Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) memberikan keterangan terbaru terkait keadaan warga negara Indonesia (WNI) pasca gempa bermagnitudo 7,8 yang mengguncang Turki hingga Suriah, Senin (6/10/2023).
Untuk WNI yang berada di Turki, Dirjen Perlindungan WNI Kemenlu Judha Nugraha mengatakan tercatat ada dua warga Indonesia yang meninggal berdasarkan informasi terbaru per Jumat (10/2/2023)
"Yaitu ibu dan anak," ujar Judha di Kantor Kemenlu, Jakarta Pusat.
Baca Juga
Kemenlu juga mencatat 10 warga Indonesia di Turki dan Suriah menderita luka-luka. Empat di antaranya sudah dirawat di rumah sakit setempat dan enam dievakuasi ke Kota Ankara.
"Kondisi mereka yang terluka akibat tertimpa reruntuhan dan juga patah tulang. Kondisi 10 WNI kita yang luka tersebut dalam keadaan stabil," jelas Judha.
Selain, informasi awal disebutkan ada lima warga Indonesia yang hilang kontak. Kini, empat di antaranya sudah dapat dihubungi. Sedangkan satu WNI di Kota Diyarbakır, Turki masih belum dapat dihubungi.
"Yang hilang kontak satu ibu, anak, sudah bisa kita hubungi, kondisi alat komunikasi mereka rusak. Kemudian pekerja migran kita, spa terapis, juga sudah bisa dikontak. Hingga saat ini masih ada satu lagi yang belum dapat dihubungi," ungkap Judha.
Sementara itu, untuk 116 WNI Indonesia yang tercatat ada di Suriah, semuanya tak ada yang terdampak akibat gempa.
"Tidak tercatat ada warga negara kita yang menjadi korban, baik meninggal maupun luka-luka," ucap Judha.
Dia mengatakan pemerintah akan memberikan bantuan logistik ke Turki dan Suriah. Menurutnya, ada lebih dari 179 paket logistik yang sudah disiapkan.
"Antara lain bahan makanan, selimut, jaket musim dingin, dan juga peralatan bayi," terang Judha.
Secara keseluruhan, informasi yang Judha terima dari pihak Turki hingga Kamis (9/2/2023), ada lebih dari 16.000 korban meninggal dan 64.000 lebih luka-luka. Serta ada 6.444 bangunan rusak.