Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat akhirnya memutuskan menembak jatuh balon mata-mata yang diduga milik China yang terbang di lepas pantai timur Carolina.
Pentagon mengklaim bahwa balon itu memata-matai situs militer sensitif di seluruh Amerika Utara.
"Tindakan ini menunjukkan bahwa Presiden (Joe) Biden dan tim keamanan nasionalnya akan selalu mengutamakan keselamatan dan keamanan rakyat Amerika sambil menanggapi secara efektif pelanggaran yang tidak dapat diterima oleh RRT atas kedaulatan kita," kata Menteri Pertahanan Lloyd Austin dalam sebuah pernyataan.
Saat ditembak, muncul ledakan kecil, yang diikuti dengan balon yang turun ke arah air.
Operasi penembakan jatuh balon mata-mata itu direncanakan sedemikian rupa sehingga semua puing jatuh ke laut. Kapal telah dikerahkan untuk mengambil puing-puing tersebut.
Beberapa jam sebelum balon ditembak jatuh, Presiden AS Joe Biden telah berjanji untuk "menjaga" balon tersebut.
Baca Juga
Biden mengatakan kepada wartawan, bahwa AS akan membereskan hubungannya dengan China pasca dugaan adanya balon mata-mata itu.
Balon itu awalnya terdeteksi memasuki wilayah udara AS pada 28 Januari. Bola putih itu bertahan di atas Montana, situs silo rudal balistik antarbenua, dan melintasi negara itu ke Carolina Utara pada hari Sabtu.
Kementerian Luar Negeri China mengkonfirmasi bahwa balon itu milik China, tetapi mengatakan bahwa itu adalah pesawat sipil yang melakukan penelitian iklim dan secara tidak sengaja meledak.
Pejabat Amerika tidak menembaknya lebih awal karena khawatir akan melukai orang atau properti di lapangan.