Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Lama Diam, RI Ingin Buka Kembali Pembicaraan dengan China soal Natuna Utara

Indonesia ingin melanjutkan pembicaraan soal Natuna Utara dengan China dan beberapa negara ASEAN, termasuk Malaysia.
Hesti Puji Lestari
Hesti Puji Lestari - Bisnis.com 05 Februari 2023  |  11:23 WIB
Lama Diam, RI Ingin Buka Kembali Pembicaraan dengan China soal Natuna Utara
Laut China Selatan yang disengketakan China dan beberapa negara ASEAN.

Bisnis.com, SOLO - Setelah lama diam, Indonesia akhirnya mulai bergerak untuk segera membicarakan masalah Natuna Utara dengan China.

Dilansir dari Al Arabiya, Indonesia berencana untuk kembali mengintensifkan pembicaraan dengan China dan negara-negara Asia Tenggara lainnya untuk menyelesaikan kode etik (COC) untuk Laut China Selatan yang lama disengketakan.

Rencana ini disampaikan langsung oleh Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, pada hari Sabtu, di tengah meningkatnya ketegangan di perairan strategis tersebut.

“Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik merupakan pusat diskusi,” ujar Menlu Retno Marsudi dalam pertemuan antara para menteri luar negeri dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

“Kami juga membahas tentang COC, komitmen anggota untuk menyelesaikan negosiasi COC secepat mungkin," ia menambahkan.

Seperti diketahui, negosiasi tentang COC yang mencakup kerangka kerja yang diusulkan untuk membantu mengatasi sengketa teritorial dan maritim di jalur air, telah terhenti selama bertahun-tahun.

Ini karena beberapa negara anggota memprioritaskan hubungan bilateral dengan China di atas konsensus regional.

Padahal, China telah mengklaim yurisdiksi atas hampir seluruh Laut China Selatan berdasarkan "sembilan garis putus-putus" berbentuk U.

Sembilan garis putus-putus ini sendiri merupakan sebuah batas yang ditemukan tidak memiliki dasar hukum oleh Pengadilan Arbitrase Permanen di Den Haag pada tahun 2016.

Anggota ASEAN Filipina, Vietnam, Malaysia dan Brunei semuanya memiliki klaim yang tumpang tindih dengan China di perairan strategis itu.

Indonesia bukan penggugat resmi tetapi menghadapi penolakan dari China atas eksplorasi cadangan minyak dan gasnya di Laut Natuna Utara. 

Bulan lalu negara itu mengirim kapal perang ke daerah itu untuk memantau kapal penjaga pantai China yang masih bertahan. Jadi, memang sudah seharusnya Indonesia dan beberapa negara ASEAN membuka kembali pembicaraan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

china laut china selatan konflik laut china selatan indonesia
Editor : Hesti Puji Lestari

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top