Bisnis.com, JAKARTA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu segera merespons secara kuat dan cepat atas serangan terpisah oleh warga Palestina di Yerusalem dalam dua hari terakhir. Serangan tersebut terjadi setelah serangan tantara Israel di Tepi Barat menewaskan sembilan orang.
Mengutip BBC, Minggu (29/1/2023), menjelang rapat kabinet keamanan, Benjamin Netanyahu mengatakan akan mencari langkah-langkah baru untuk memerangi teror.
Tentara Israel juga mengatakan akan memperkuat jumlah pasukan di Tepi Barat yang diduduki. Komentar Netanyahu muncul setelah polisi Israel mengatakan seorang anak laki-laki Palestina berusia 13 tahun berada di belakang penembakan di sekitar Silwan Yerusalem pada Sabtu (28/1/2023) yang menyebabkan seorang ayah dan anak Israel terluka parah.
Seorang juru bicara kepolisian Israel sebelumnya mengatakan penyerang menyergap lima orang saat mereka sedang salat, meninggalkan dua orang dalam kondisi kritis. Anak berusia 13 tahun itu ditembak dan terluka oleh orang yang lewat dan ditahan di rumah sakit.
Dalam penembakan terpisah pada Jumat (27/1/2023) di sebuah sinagoge di Yerusalem Timur, tujuh orang tewas dan tiga lainnya terluka saat mereka berkumpul untuk berdoa pada awal Sabat Yahudi. Pria bersenjata itu ditembak mati di tempat kejadian.
Pria di balik serangan sinagoge pada Jumat diidentifikasi oleh media lokal sebagai warga Palestina dari Yerusalem Timur. Polisi telah menangkap 42 orang sehubungan dengan serangan itu.
Baca Juga
“Ini salah satu serangan terburuk yang kami temui dalam beberapa tahun terakhir,” kata Komisaris polisi Israel Kobi Shabtai.
Kelompok militan Palestina memuji serangan itu, tetapi tidak mengatakan salah satu anggota mereka bertanggung jawab.
Netanyahu menyerukan ketenangan dan mendesak warga untuk mengizinkan pasukan keamanan melakukan tugas mereka, sementara militer mengatakan pasukan tambahan akan dikerahkan di Tepi Barat yang diduduki.
"Saya menyerukan lagi kepada semua orang Israel - jangan main hakim sendiri," kata Netanyahu. Dia berterima kasih kepada beberapa pemimpin dunia, termasuk Presiden AS Joe Biden atas dukungan mereka.