Bisnis.com, JAKARTA -- Lembaga Survei Indonesia (LSI) dalam publikasi terbarunya masih menempatkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP sebagai partai dengan elektabilitas paling tinggi.
Berdasarkan survei yang dilakukan pada awal Januari 2023, elektabilitas PDIP tercatat sebanyak 21,9 persen.
Kendati berada di puncak, jika dibandingkan dengan temuan survei pada 13-21 Agustus 2022 lalu yang mencapai 26,6 persen, elektabilitas PDIP pada Januari 2023 anjlok hampir 5 persen.
Sementara itu, di peringkat kedua ada Partai Gerindra yang menggeser Golkar dengan angka elektabilitas sebanyak 12,1 persen atau naik hampir 3 persen dibandingkan Agustus 2022 yang hanya 9,9 persen. Kinerja elektabilitas yang paling mengejutkan adalah Partai Golkar.
Elektabilitas Golkar anjlok dari 11,7 persen per Agustus 2022 pada Januari 2023 hanya tersisa 6,7 persen. Golkar terlempar dari peringkat 3 besar digeser oleh Partai Demokrat dengan elektabilitas sebesar 7,1 persen.
Coattail effect atau efek ekor jas Anies Baswedan tampaknya mulai dinikmati oleh Partai Nasional Demokrat (NasDem). Elektabilitas NasDem naik 1 persen atau dari 4 persen menjadi 5 persen dalam periode survei Januari ini. Setelah NasDem ada PKS dengan angka elektabilitas yang sama.
Baca Juga
Perindo juga tercatat naik signifikan melampaui batas parliamentary threshold yakni 4,8 persen. Padahal pada Agustus lalu elektabiltas Perindo hanya 2,3 persen. PKB tampaknya juga mengalami penurunan elektabilitas dari 6,6 persen tersisa sebanyak 4,4 persen.
Sementara itu partai-partai lama dan baru seperti PPP, Garuda, PAN, PSI, Partai Ummat, Hanura, Buruh, Gelora, PKN, hingga PBB dipastikan tidak akan lolos ke parlemen, jika pemilu berlangsung pada hari ini.
Kendati demikian, angka ini berpotensi berubah karena jika melihat responden yang tidak memilih atau tidak menjawab angkanya mencapai 26,67 persen atau naik dibandingkan periode survei Agustus 2022 yang berada di kisaran 15 persen.