Bisnis.com, JAKARTA- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menegaskan bahwa kebijakan sumber daya air sama pentingnya dengan kebijakan sumber daya lahan. Karena itu, kementerian pun berkomitmen mengarahkan kebijakan untuk melindungi keduanya.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah mengembangkan perangkat kebijakan yang kuat dalam pengelolaan sumber daya lahan, yang terbaru adalah FOLU Net Sink 2030.
“Yang tak kalah penting, kebijakan penanganan kebakaran hutan dan lahan yang berhasil menurunkan luasan lahan dan hutan yang terbakar seluas 1.396.380 ha atau 87,3 persen sejak 2019,” ungkap Menteri LHK Siti Nurbaya dalam acara brainstorming (diskusi) dengan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) pada akhir tahun di Jakarta, dikutip dari siaran pers, Rabu (4/1/2022).
Lebih lanjut dikemukakan Menteri Siti, kebijakan sumber daya air perlu diperkuat sesuai dengan ‘UN Water Summit on Groundwater 2022’ yang diselenggarakan pada tanggal 7-11 Desember 2022 di Paris. Menurutnya, pertemuan itu menegaskan perlunya penerapan integrated water resources management untuk penggunaan dan perlindungan air tanah, mata air dan air permukaan yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Pada pertemuan tersebut Kementerian LHK memperoleh permanent seat di 'World Water Council' yang akan berperan penting dalam penyelenggaraan ‘World Water Forum 2024’ di Bali.
Untuk memantapkan peran KLHK tersebut, telah dilakukan brainstorming (diskusi) dengan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk menyatukan pandangan berdasarkan aspek empiris dan faktual mengenai format tata kelola sumberdaya lahan yang bersinergi dengan sumberdaya air.
Baca Juga
Oleh karena itu, dalam penyelenggaraan World Water Forum 2024 mendatang, Indonesia tidak hanya berhasil dalam penyelenggaraan, tetapi juga memperoleh manfaat yang siginifikan dalam formulasi tata kelola sumberdaya air secara holistik.
Pada tahap pertama, telah dilakukan diskusi untuk membahas ketersediaan air di ekosistem unik karst serta konsep pengeloalannya yang menyeluruh dengan mempertimbangkan berbagai atribut bentang alam, baik aspek geologi, stratigrafi, konfigurasi topografi, tanah hingga aspek sosial kelembagaan.
Sementara itu, Dekan Fakultas Geografi UGM Dr. Danang Sri Hadmoko menyampaikan nilai strategis ekosistem kars selain merupakan kawasan sebagai pemasok dan tandon air untuk keperluan domestik, kawasan ini juga mempunyai sumber daya lahan yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat seperti pariwisata.
Terlebih lagi, di wilayah kepulauan Indonesia, luas kawasan kars mencapai hampir 20 persen dari total luas wilayah daratan.