Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Author

Agung Laksamana

Ketua Umum Perhumas 2014-2021

Lihat artikel saya lainnya

OPINI: Optimisme Industri Humas di Tahun 2023

Presiden Joko Widodo mengutarakan bahwa kunci suksesnya adalah semangat gotong royong bangsa kita sendiri!
Ilustrasi humas
Ilustrasi humas

Bisnis.com, JAKARTA - Dua hari lagi kita akan membuka lembaran baru tahun 2023. Harus diakui Indonesia berhasil meraih capaian yang luar biasa signifikan selama 2022 ini. Dari suksesnya Presidensi G20 yang diakui dunia, program vaksin Covid-19, hingga konsistensi pertumbuhan ekonomi tahun 2022 yang bisa mencapai 5%—5.3%.

Bahkan ulasan The Economist November lalu, Why Indonesia matters?, memaparkan secara spesifik mengapa Indonesia saat ini begitu penting dalam kancah global. The Economist menjelaskan alasan utama Indonesia akan menjadi negara besar adalah karena kemampuan kita menemukan cara mengombinasikan demokrasi dan reformasi ekonomi. Termasuk berkembang pesatnya digitalisasi yang membantu menciptakan pasar konsumen lebih terintegrasi dengan lebih dari 100 juta orang membelanjakan US$80 miliar setahun untuk segala hal mulai dari pembayaran elektronik hingga aplikasi layanan.

Katalis ekonomi lainnya adalah khas Indonesia. Menguasai seperlima cadangan nikel global untuk digunakan dalam baterai, negara kita adalah peng­hubung vital dalam rantai pasokan kendaraan listrik. In­do­nesia berani menerapkan ke­bi­jak­an penghiliran, melarang ekspor nikel mentah, se­hing­ga mendorong perusahaan asing mendirikan pabrik smelter di negara kita. Kebijakan ini disebut unortho­dox, tapi sejauh ini berhasil mendapatkan investasi US$20 miliar. The Economist percaya, jika tetap berada pada jalur ini selama dekade berikutnya, Indonesia dapat masuk menjadi 10 besar kekuatan ekonomi dunia.

Presiden Joko Widodo mengutarakan bahwa kunci suksesnya adalah semangat gotong royong bangsa kita sendiri! Momentum capaian ini tidak saja sebagai prestasi bangsa, tetapi lebih dari itu sebagai suksesnya Nation Branding Indonesia kita. Dengan demikian, semangat ini perlu kita jaga dengan narasi-narasi optimisme bagi Indonesia ke depan.

Menjelang lembaran baru 2023, tanda-tanda perlambatan ekonomi global menuju resesi telah terlihat sebagai dampak memanasnya geopolitik konflik Rusia–Ukraina. Namun, Indonesia yang memiliki fundamental ekonomi dan politik yang kuat diperkirakan tetap menjadi bright spot dunia tahun 2023 dengan ekonomi tumbuh mendekati 5%.

Tahun 2023 juga merupakan tahun politik. Eskalasi memasuki tahapan Pemilu 2024 mulai terasa dan akan terus meningkat hingga 2024. Walau demikian, stabilitas politik akan tetap terjaga mengingat pemerintah didukung oleh tujuh dari sembilan partai politik di DPR atau hampir 80% kekuatan politik.

INDUSTRI HUMAS

Pertumbuhan industri humas itu berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi. Artinya, jika ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh 5% tahun depan, maka industri humas dan komunikasi juga akan tumbuh kurang lebih sama.

Sepanjang tahun depan, kita akan melihat beberapa potensi optimalisasi industri Humas. Misalnya, beberapa kegiatan akbar internatio­nal tahun 2023 di mana Indonesia akan menjadi tuan rumah, seperti Piala Dunia FIFA U-20, Asean Summit hingga MotoGP Mandalika adalah potensi bagi industri humas. Mulai dari keterlibatan humas dalam menangani upacara pembukaan dan acara inti kegiatan, mengomunikasikan kegiatan via berbagai kanal media, hingga publikasi komunikasi dari industri lain yang terdampak oleh kegiatan akbar tersebut.

Di tahun politik 2023 ini, industri humas juga akan merasakan multiplier effect dari tahapan pemilu, di antaranya kebutuhan partai politik dan tim sukses kandidat caleg hingga capres akan strategi komunikasi dan kampanye, iklan serta design untuk me­raih suara voters. Dari kacamata in­dus­tri, semua ini adalah po­tensi yang positif bagi praktisi Humas dan Komunikasi.

Namun, dalam suatu euforia, biasanya juga muncul hoaxes dan fakenews serta na­ra­si-narasi pesimisme yang me­nim­bulkan keresahan di masya­ra­kat. Hal ini perlu di­an­ti­sipasi oleh praktisi humas lintas sektor baik pemerintah maupun swasta. Dengan kata lain, humas harus memiliki kode etik! Agar secara konsisten memberikan narasi optimisme dan resiliensi tentang Indonesia kita.

Pada 2023, ekspektasi bisnis atas humas adalah speed dan solusi kreatif. Praktisi humas harus mampu mengambil kesempatan ini dan memastikan relevansi peran-fungsi strategis pada organisasinya.

Hal ini butuh beberapa hal, pertama kreativitas! Praktisi humas lintas sektoral, baik swasta, akademisi, konsultan hingga humas pemerintah harus lebih kreatif mencari content dan narasi. Meramu narasi atau storytelling tentang kinerja positif yang bisa lebih di personalisasi untuk disebarluaskan, sehingga bisa menjadi inspirasi bagi publik.

Kedua, humas perlu segera bermigrasi ke platform digital dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Humas harus antisipasi jaringan akses 5G, trend digitalisasi hingga metaverse yang pesat berkembang dengan cepat dan menyebar ke segala lini. Hal ini menuntut praktisi humas untuk keep-up dan agile agar mampu meningkatkan kompetensi mereka.

Ketiga, kolaborasi. Keuntungan terbesar humas adalah ia menjadi satu-satunya divisi atau disiplin yang bisa menyentuh semua level dalam organisasi, sehingga mau tidak mau humas harus bisa berkolaborasi dengan semua divisi agar bisa memberikan the best solutions.

Apapun tantangan di tahun mendatang, humas harus tetap ambil bagian untuk membantu narasi optimisme dan resiliensi Indonesia agar bisa tumbuh. Selamat tahun baru 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper