Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sistem Energi Ukraina Hancur, 300.000 Penduduk Kyiv Hidup Tanpa Listrik!

Kyiv, Ukraina menyatakan bahwa ada lebih dari 300.000 penduduk tidak memiliki daya listrik dan beberapa bangunan kekurangan pemanas dan air.
Beberapa kendaraan terbakar setelah Rusia meluncurkan rudal ke Ibu Kota Kyiv, Ukraina pada Senin (10/10/2022). Serangan ini meningkatkan esklasi perang Rusia vs Ukraina/The Moscow Times
Beberapa kendaraan terbakar setelah Rusia meluncurkan rudal ke Ibu Kota Kyiv, Ukraina pada Senin (10/10/2022). Serangan ini meningkatkan esklasi perang Rusia vs Ukraina/The Moscow Times

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Kepala Administrasi Kota Kyiv, Ukraina Nikolay Povoroznik, menyatakan bahwa lebih dari 300.000 penduduk Kyiv tidak memiliki daya listrik dan beberapa bangunan kekurangan pemanas air.

"Pada pagi hari tanggal 28 Desember, lebih dari 300.000 konsumen di Kyiv tidak memiliki listrik," kata Povoroznik, seperti dilansir dari TASS, Kamis (29/12/2022). 

Meski begitu, otoritas telah berupaya mengatasinya dan baru-baru ini berhasil menstabilkan situasi energi listrik di kota itu.

"Baru-baru ini, kami berhasil menstabilkan situasi dengan energi listrik di kota. Namun, hingga hari ini, pemadaman listrik darurat masih dilakukan di berbagai distrik di ibu kota," lanjutnya.

Selain itu, menurut petugas, kabupaten yang kekurangan listrik juga tidak memiliki pasokan pemanas atau air. 

“Terlebih ini menyangkut bangunan tinggi yang airnya disuplai dengan pompa. Ini juga menyangkut beberapa fasilitas boiler di kota yang belum kami lengkapi dengan genset,” tambahnya.

Sebelumnya, rezim Zelensky mengatakan bahwa 50 persen infrastruktur energi negaranya telah hancur oleh serangan rentetan rudal Rusia.

Pada 9 Desember 2022, Perdana Menteri (PM) Ukraina, Denis Shmygal mengakui bahwa pembatasan konsumsi energi di negara itu akan diberlakukan sepanjang musim dingin.

Adapun hal tersebut dilakukan karena semua stasiun pemanas dan pembangkit listrik tenaga air serta 40 persen fasilitas jaringan tegangan tinggi rusak dalam berbagai tingkat karena serangan rudal Rusia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper