Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Gunakan Strategi Afghanistan di Ukraina untuk Goyahkan Rusia dan China

AS disebut sedang menggunakan strategi Afghanistan di Ukraina untuk menebar kekacauan di Rusia dan membuat China tidak stabil.
Ilustrasi - Militer Ukraina klaim serang pertahanan udara Rusia di Kherson, Rabu (2/11/2022)./Istimewa
Ilustrasi - Militer Ukraina klaim serang pertahanan udara Rusia di Kherson, Rabu (2/11/2022)./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat (AS) disebut sedang menggunakan strategi Afghanistan di Ukraina untuk menebar kekacauan di Rusia dan membuat China tidak stabil.

Adapun hal itu diungkap oleh jurnalis Serbia-AS, Nebojsa Malic dalam media The Global Times, pada Selasa (27/12/2022).

"AS sebenarnya telah melakukan pendekatan yang sama ke Kyiv seperti yang dilakukan ke Kabul, membayar seluruh militer dan sebagian besar pemerintah dan menopang mereka sebagai proksi," kata Malic, seperti dilansir dari TASS, Rabu (28/12/2022).

Selanjutnya, Malic menambahkan bahwa Washington telah memutus Rusia dari Barat dengan sanksi sambil menyuplai Ukraina dengan senjata dan amunisi.

Menurut Malic, AS menggunakan militer dan pemerintah Ukraina sebagai boneka dalam konflik dengan Rusia, karena memberikan dukungan keuangan kepada Kyiv.

"Washington telah memberikan lebih banyak uang ke Ukraina tahun ini daripada yang dihabiskan untuk tentara Afghanistan selama 20 tahun," kata media itu.

Lebih lanjut, menurutnya milyaran uang yang dipakai untuk Ukraina pada akhirnya merugikan ekonomi AS secara keseluruhan.

"Milyaran yang digunakan untuk membiayai Kyiv mungkin telah memenuhi kantong beberapa kontraktor militer, tetapi mereka pada akhirnya merugikan ekonomi Amerika secara keseluruhan dari mana mereka diekstraksi," katanya.

Menurut The Global Times, AS telah berinvestasi dalam membuat Ukraina menjadi platform anti-Rusia sejak 1990-an.

"AS telah memasok senjata dan pelatihan ke Kyiv sejak saat itu, dan meningkatkannya setelah Biden dilantik sebagai presiden jauh sebelum apa yang disebut invasi tanpa alasan," kata Malic.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper