Bisnis.com, JAKARTA - China percaya bahwa negara-negara Barat sedang berencana untuk membuat skenario Ukraina lainnya di Taiwan.
Hal itu diungkap oleh Direktur Institut Hubungan Internasional di Universitas Renmin, China Wang Yiwei kepada media Global Times.
"Sejak awal krisis, AS dan Barat menggambarkan pulau Taiwan sebagai Ukraina berikutnya, yang membuat banyak orang China merasa bahwa apa yang dilakukan Barat terhadap Rusia hari ini adalah apa yang akan dihadapi China besok," kata Wang Yiwei.
Menurut Wang Yiwei, rakyat China secara bertahap menyadari bahwa krisis Ukraina lebih seperti jebakan yang dibuat oleh AS dan NATO untuk melemahkan Rusia.
“Banyak orang China tidak ingin berpihak pada masalah rumit yang tidak bisa begitu saja menyalahkan Rusia atau Ukraina, dan mereka tidak ingin mengubah pandangan mereka hanya karena propaganda Barat, dan banyak dari mereka bahkan mengira Rusia telah diperlakukan tidak adil oleh Barat," kata media itu.
Wang Yiwei menambahkan bahwa banyak orang di China merasa bahwa Beijing dan Moskow berbagi banyak kepentingan bersama dan kerja sama, seperti dilansir dari TASS, Selasa (27/12/2022).
Baca Juga
Adapun kerja sama itu antara lain dalam bidang pariwisata, perdagangan dan investasi, dan pertukaran orang ke orang yang dapat membawa banyak peluang pembangunan ekonomi.
Beijing telah memegang posisi yang seimbang dalam hal konflik di Ukraina. China tidak mengutuk Rusia setelah invasi, meskipun ada seruan untuk melakukannya dari beberapa negara Barat.
Beijing telah berulang kali menyatakan bahwa China dan Rusia berusaha untuk meningkatkan hubungan bilateral yang stabil dan harmonis dalam jangka panjang.
Kementerian Luar Negeri China mengomentari situasi di Ukraina, dan menyatakan bahwa Beijing mendukung penghormatan terhadap integritas teritorial dan kedaulatan semua negara, serta upaya yang ditujukan untuk memfasilitasi pembicaraan damai.