Bisnis.com, JAKARTA - China melaporkan dua kasus kematian terbaru akibat Covid-19 pada Senin (19/12/2022). Kasus tersebut menjadi kasus kematian pertama yang dilaporkan oleh Komisi Kesehatan Nasional (NHC) sejak 3 Desember 2022 lalu.
Melansir Channel News Asia, laporan diungkap tak berapa lama setelah masyarakat China meragukan kebenaran pemerintah dalam menghitung jumlah kasus Covid-19 yang ditemukan di negara tersebut.
Dua kasus kematian terbaru itu lantas menjadi trending topik teratas di platform Weibo, media sosial buatan China yang mirip dengan Twitter. Netizen Weibo mempertanyakan keabsahan data kasus Covid-19 yang dipublikasikan oleh pemerintah.
Banyak dari mereka menilai bahwa rendahnya jumlah kematian akibat Covid-19 yang tercatat usai pencabutan pembatasan pada 7 Desember 2022 lalu itu, tidak sesuai dengan pengalaman yang dilaporkan oleh negara lain setelah negara tersebut mengambil langkah serupa.
Secara resmi, China hanya melaporkan 5.237 kasus kematian terkait Covid-19 selama pandemi yang hampir memasuki tahun ketiga. Angka tersebut sudah termasuk juga dengan dua kematian terakhir yang dilaporkan pada Senin (19/12/2022) kemarin.
Sejumlah ahli mengatakan, jumlah kematian akibat Covid-19 di China diperkirakan akan meningkat hingga di atas 1,5 juta kasus dalam beberapa bulan mendatang. Hal ini lantaran China menjadi salah satu yang memiliki tingkat vaksinasi Covid-19 yang rendah, terutama di kelompok lanjut usia (lansia).
"Jumlah resmi kurang jelas dari jumlah kematian akibat Covid-19. Itu mencerminkan kurangnya kemampuan negara untuk secara efektif melacak dan memantau situasi penyakit," terang Spesialis Kesehatan Global Dewan Hubungan Luar Negeri (CFR) Yanzhong Huang dikutip dari CNA, Selasa (20/12/2022).