Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan upaya negara Barat untuk menghancurkan ekonomi Rusia telah gagal total. Seperti diketahui, negara barat meluncurkan saksi ekonomi sebagai balasan atas invasi Rusia ke Ukraina.
"Negara-negara Barat bermaksud untuk merusak ekonomi Rusia dengan menjarah cadangan devisa, menenggelamkan mata uang nasional [rubel], dan memicu inflasi yang menghancurkan. Namun, rencana ini gagal total," ujar Putin dalam konferensi Dewan Pembangunan Strategis dan Proyek Nasional Rusia secara virtual sebagaimana dilansir dari Telesurtv pada Jumat (16/12/2022)
Dalam kesempatan yang sama, Putin memuji kebijakan keuangan pemerintah Rusia. Menurutnya, para pemangku kepentingan telah melakukan segala cara untuk mengatasi sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Menurut Putin, penurunan 2,5 persen dalam perkiraan produk domestik bruto (PDB) negara itu untuk akhir tahun jauh dari keruntuhan 20 persen yang diprediksi oleh banyak ahli Barat. Apalagi, saat negara Barat secara kolektif melancarkan sanksi ekonomi terhadap Rusia.
Di tengah sanksi yang dijatuhkan, Vladimir Putin mengatakan fakta mencengangkan bahwa negara Uni Eropa terus mengonsumsi barang dan jasa negaranya.
Bahkan tercatat pasokan komoditas Rusia ke negara-negara Eropa meningkat 1,5 kali lipat dalam sembilan bulan pertama tahun ini atau saat perang Rusia vs Ukraina terjadi.
Presiden Vladimir Putin menilai kepemimpinan Uni Eropa sangat lemah terhadap Amerika Serikat (AS) sehingga menyebabkan kesengsaraan ekonomi di kawasan benua biru.
Putin mengungkapkan bahwa hari ini mitra utama UE, yaitu AS, sedang mengejar kebijakan yang mengarah langsung ke de-industrialisasi Eropa.
"Mereka [UE] bahkan mencoba untuk mengeluh tentang hal itu kepada Tuan Amerika mereka. Kadang-kadang bahkan dengan kebencian, mereka bertanya 'Mengapa Anda melakukan ini pada kami? Saya ingin bertanya:' Apa yang Anda harapkan? Apa lagi yang terjadi pada mereka yang mengizinkan kaki untuk diusap pada mereka?" tutur Putin.