Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bom Bunuh Diri Astanaanyar, DPR Sebut Program Deradikalisasi BNPT Kurang Tepat

Santoso menilai kejadian bom bunuh diri Astanaanyar menunjukkan program deradikalisasi narapidana terorisme BNPT kurang tepat.
Anggota Brimob dan tim Inafis (Automatic Finger Print Identification System) mengamankan dan menjaga ketat Tempat Kejadian Perkara (TKP) ledakan di Jalan Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12). Ledakan yang diduga bom bunuh diri terjadi di depan pintu masuk Kantor Polsek Astana Anyar. Polisi masih menyelidiki dan mengamankan area lokasi ledakan yang diperkirakan terjadi sekitar pukul 08.20 WIB. Tiga polisi terluka akibat kejadian tersebut.JIBI/Bisnis-Rachman
Anggota Brimob dan tim Inafis (Automatic Finger Print Identification System) mengamankan dan menjaga ketat Tempat Kejadian Perkara (TKP) ledakan di Jalan Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12). Ledakan yang diduga bom bunuh diri terjadi di depan pintu masuk Kantor Polsek Astana Anyar. Polisi masih menyelidiki dan mengamankan area lokasi ledakan yang diperkirakan terjadi sekitar pukul 08.20 WIB. Tiga polisi terluka akibat kejadian tersebut.JIBI/Bisnis-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA – Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Demokrat Santoso menilai program deradikalisasi para narapidana terorisme oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) kurang tepat.

Pernyataan tersebut dilontarkan Santoso karena pelaku bom bunuh diri di Polsek Astanaanyar, Bandung terindikasi sebagai mantan narapidana terorisme.

“[Program deradikalisasi] metodenya kurang tepat, sehingga orang yang sudah dibina tetap melakukan tindakan terorisme,” ujar Santoso saat dihubungi, Rabu (7/12/2022).

Oleh sebab itu, dia meminta program pembinaan para narapidana terorisme harus dievaluasi. Dengan begitu, lanjutnya, mereka tak memiliki dendam kepada negara.

“Agar tidak terulang kembali. Ini kan sudah jelas ini, orang ini memiliki dendam ini terhadap negara,” ucap Santoso.

Bahkan, dia mengatakan Komisi III kemungkinan akan memanggil BNPT untuk menanyakan terkait program-program deradikalisasi narapidana terorisme. Berbagai program tersebut, lanjutnya, jangan fokus untuk peneyrapan anggaran.

“Program deradikalisasi yang dilakukan oleh BNPT jangan hanya berorentasi pada penyerapan anggaran tapi benar-benar membentuk sikap toleran antar-anak bangsa atas adanya perbedaan dan pandangan politik,” jelasnya.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengungkap, bahwa pelaku bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar terafiliasi jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD)

“Pelaku terafilasi JAD Bandung atau Jabar dan tim terus bekerja menuntaskan peristiwa terjadi,” ujar Listyo di Bandung, Rabu (7/12/2022).

Dia mengatakan bahwa hasil ini berdasarkan hasil dari face reconigtion dan hasil sidik jari. Selain itu, pelaku merupakan mantan narapidana teroris yang pernah ditangkap terkait peristiwa bom Cicendo.

“Dari face reconigtion identik pelaku Agus Sujarno atau Agus Muslim, pernah ditangkap karena peristiwa bom Cicendo, Bandung, Jawa Barat dan dihukum 4 tahun di bulan September/Oktober 2021 bebas,” tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper