Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Soal Senjata Nuklir, Begini Jawaban Menohok China untuk Amerika Serikat

Kementerian Pertahanan China pada Selasa (6/12/2022) menolak laporan Pentagon AS terkait program senjata nuklir negaranya.
Komplek Pentagon di Washington, AS, tampak dari atas pesawat Air Force One, 29 Maret 2018./REUTERS-Yuri Gripas - RC125AF3E6D0
Komplek Pentagon di Washington, AS, tampak dari atas pesawat Air Force One, 29 Maret 2018./REUTERS-Yuri Gripas - RC125AF3E6D0

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertahanan (Kemhan) China pada Selasa (6/12/2022) menolak laporan dari Pentagon Amerika Serikat (AS) terkait program senjata nuklir negaranya.

Pada bulan lalu dalam sebuah laporan, Pentagon mengatakan bahwa China kemungkinan akan memiliki persediaan 1.500 hulu ledak nuklir pada tahun 2035, jika tetap dalam kecepatan penumpukan nuklirnya saat ini.

Atas dasar tersebut, muncul kekhawatiran AS tentang niat China untuk memperluas senjata nuklirnya, meskipun tidak menunjukkan percepatan laju pengembangan hulu ledaknya.

Kemhan China mengatakan bahwa AS hanya menebak-nebak tentang modernisasi kekuatan nuklir China, seperti dilansir dari CNA, Selasa (6/12/2022).

Pihak Kemhan China juga mengatakan bahwa AS harus memikirkan kebijakan nuklirnya, terutama karena memiliki persenjataan nuklir terbesar di dunia.

Lebih lanjut, pihaknya juga menegaskan bahwa AS kini sedang mengembangkan senjata nuklir melalui kemitraan keamanan dengan Inggris dan Australia.

"Perlu ditekankan bahwa China dengan tegas mengejar strategi nuklir pertahanan diri, selalu berpegang pada kebijakan untuk tidak menjadi yang pertama menggunakan senjata nuklir kapanpun, atau dalam keadaan apapun dan mempertahankan kekuatan nuklirnya pada tingkat terendah yang dibutuhkan oleh keamanan nasional," katanya.

Menurut Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), AS memiliki persediaan sekitar 3.700 hulu ledak nuklir, 1.740 di antanya telah digunakan.

Kemhan China menyampaikan bahwa AS adalah pembuat masalah terbesar dalam hal keamanan global.

"Itu telah mengobarkan api untuk kepentingannya sendiri, menciptakan perpecahan dan konfrontasi di dunia, dan membawa kekacauan dan bencana ke manapun ia pergi," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper