Bisnis.com, JAKARTA - Kota Guangzhou dan Chongqing di China akhirnya melonggarkan kebijakan pembatasan Covid-19 pada Rabu, (30/11/2022).
Kabar itu diumumkan sehari setelah para demonstran di Guangzhou selatan bentrok dengan polisi dalam upaya protes atas pembatasan Covid-19.
Baca Juga
Sekadar informasi, demonstrasi meluas di Shanghai, Beijing dan di tempat lain selama akhir pekan. Protes itu menjadi yang terbesar sejak Presiden China, Xi Jinping menjabat tahun 2012.
Adapun seorang pejabat menyatakan bahwa kota Chongqing di barat daya akan mengizinkan orang yang kontak dekat dengan Covid-19, untuk melakukan karantina di rumah dengan memenuhi persyaratan tertentu.
Kota Guangzhou, dekat Hong Kong, juga mengumumkan pelonggaran pembatasan Covid-19, tetapi dengan rekor jumlah kasus secara nasional, tampaknya ada sedikit perubahan dalam kebijakan nol-Covid.
Sebelumnya, terlihat dalam video bentrokan yang diunggah di Twitter, puluhan polisi mengenakan pakaian pelindung putih dan memegang perisai di atas kepala mereka, seperti dilansir dari CNA, Kamis (1/12/2022).
Perisai itu digunakan sebagai pelindung polisi dari benda yang beterbangan ke arah mereka saat unjuk rasa terjadi. Setelah itu, polisi terlihat mengawal deretan orang dengan borgol.
Pada klip video lainnya menunjukkan orang-orang melemparkan benda ke arah polisi, sementara yang lainnya terlihat gas air mata menargetkan kerumunan kecil di jalan sempit, membuat orang berlarian untuk menghindar.
Video tersebut direkam di distrik Haizhu, Guangzhou, tempat kerusuhan saat unjuk rasa terkait Covid-19 dua pekan lalu.
Unggahan video di media sosial mengatakan bentrokan itu terjadi disebabkan oleh perselisihan tentang pembatasan dan penguncian Covid-19.