Bisnis.com, JAKARTA – Badan Keamanan China menyerukan agar melakukan tindakan keras kepada ‘pasukan musuh’ setelah terjadi demo besar terhadap kebijakan Nol Covid di China pada akhir pekan lalu, dikutip dari laporan BBC pada Rabu (30/11/2022).
Petugas polisi telah membanjiri lokasi protes yang sekarang kosong, dengan beberapa pengunjuk rasa mengatakan polisi telah menghubungi untuk mencari informasi tentang keberadaan mereka.
Sementara itu, pejabat kesehatan China mengatakan lockdown harus segera diberlakukan. Apalagi, terjadi kenaikan positif Covid-19 beberapa hari terakhir.
Sebagai informasi, China merupakan satu-satunya negara ekonomi besar yang menetapkan kebijakan nol-Covid.
Pemerintah lokal bahkan menekan wabah kecil sekalipun harus diatasi dengan pengujian massal, karantina, dan lockdown.
Akibatnya, sepanjang akhir pekan lalu, ribuan orang di banyak kota di China turun ke jalan menuntut diakhirinya kebijakan Nol Covid. Bahkan, beberapa membuat seruan agar Presiden Xi Jinping mundur.
Baca Juga
Meski begitu, kehadiran polisi yang masif di kota-kota besar China, tampaknya telah meredam protes pada Senin(28/11/2022) dan Selasa (29/11/2022).
"Diperlukan untuk menindak aktivitas infiltrasi dan sabotase oleh kekuatan musuh sesuai dengan hukum," ujar Komisi Urusan Politik dan Hukum Pusat Partai Komunis China (PKC).
Kebakaran di blok bertingkat tinggi di Urumqi, bagian Barat China yang menewaskan 10 orang pada pekan lalu dipercaya memantik demonstrasi besar-besaran baru-baru ini.
Pada laporan yang sama mengatakan, banyak warga China yang percaya kebijakan lockdown berkontribusi pada kematian, meskipun pihak berwenang menyangkalnya.