Bisnis.com, JAKARTA – Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril mengatakan kasus gagal ginjal akut pada anak di Indonesia harus jadi pembelajaran bagi semua sehingga kehati-hatian dan kewaspadaan tak boleh kendur.
Menurutnya, jika kewaspadaan kendur maka potensi penyakit misterius menjangkiti masyarakat sangat mungkin terjadi. Misalnya, gagal ginjal akut pada anak. Syahril menyarankan dua hal, pertama, cara penyimpanan obat.
“Jadi setelah diminum jangan lagi terlalu lama disimpan, apalagi disimpan tidak dalam suhu ruang yang seharusnya,” jelas Syahril dalam diskusi virtual Perkembangan Penelitian Obat Mengandung EG dan DED pada Kasus Gagal Ginjal Akut, Kamis (24/11/2022).
Lalu, dia ingin agar masyarakat tak gampang termakan promosi atau iklan-iklan obat yang tak jelas. Apalagi, sampai mengonsumsi obat yang nihil keterangan indikasinya.
“Maka tanyalah kepada tenaga kesehatan, mana-mana obat yang pas diberikan kepada anak-anak kita,” ujarnya.
Tak hanya masyarakat, untuk para tenaga kesehatan, Syahril meminta agar tetap menjaga profesionalitas.
Baca Juga
"Lebih berhati-hati lagi di dalam memberikan suatu obat terapi dengan maksud tidak terjadi suatu efek samping yang berkelanjutan,” ungkapnya.
Syahril juga meminta para apoteker atau dokter untuk dengan jelas menjelaskan obat yang diberikan kepada pasien, seperti ini obat apa, bagaimana cara meminumnya, berapa dosisnya, dan kalau terjadi efek samping harus seperti apa.
Bahkan, lanjutnya, Kemenkes juga akan terus memberikan sosialisasi kepada para pedagang obat bebas yang tidak memiliki latar belakang pendidikan farmasi.
“Ini perlu juga dipikirkan bagaimana para pedagang di toko obat ini berperan juga di dalam mengawal agar kita ke depan itu betul-betul aman bagi masyarakat di dalam memberikan obat,” ucap Syahril.