Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mencari cara untuk mengendalikan Korea Utara. Hal itu disampaikannya dalam pembicaraan dengan pemimpin Korea Selatan dan Jepang pada Minggu (13/11/2022).
Selama beberapa pekan terakhir, Korea Utara memecahkan rekor dengan serentetan peluncuran rudal balistik dan antarbenua, sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa negara itu akan segera melakukan uji coba nuklir.
Pihak Gedung Putih mengatakan bahwa Biden akan menekan China terkait kegiatan Korea Utara pada saat pertemuan tatap muka pertamanya dengan Presiden China, Xi Jinping pada Senin (14/11/2022) di KTT G20 di Bali, Indonesia.
Biden juga akan bertemu dengan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dan Perdana Menteri (PM) Jepang, Fumio Kishida pada hari ini, Minggu (13/11/2022) untuk membahas cara mengatasi ancaman yang ditimbulkan oleh senjata rudal balistik Korea Utara.
Perbincangan Joe Biden dengan Kishida dan Suk Yeol dalam KTT Asean di Phnom Penh, Kamboja ini terjadi usai serangkaian rudal Korea Utara pada awal bulan ini, dan termasuk rudal balistik antarbenua.
Sebelumnya, Korea Utara meningkatkan peluncuran rudal sebagai tanggapan atas latihan militer udara AS bersama dengan Korea Selatan yang berskala besar. Korea Utara menyebut latihan itu sebagai suatu hal agresif dan provokatif.
Baca Juga
Biden akan mendesak China dengan menggunakan pengaruhnya sebagai sekutu utama Korea Utara untuk menekan Presiden Korea Utara, Kim Jong Un agar tetap tenang, seperti dilansir dari CNA, Minggu (13/11/2022).
Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan mengatakan Biden tidak akan membuat tuntutan, tetapi akan memperingatkan Xi Jinping bahwa jika peluncuran rudal dan nuklir secara lebih lanjut akan membuat AS meningkatkan dukungan militernya, dan sangat ditentang oleh Beijing.
"Korea Utara merupakan ancaman tidak hanya untuk Amerika Serikat, tidak hanya untuk (Korea Selatan) dan Jepang tetapi juga untuk perdamaian dan stabilitas di seluruh kawasan," kata Sullivan.
Joe Biden pergi ke Phnom Penh, Kamboja dari konferensi iklim COP27 sebagai bagian dari upaya AS untuk meningkatkan pengaruhnya di Asia Tenggara sebagai lawan dari China.