Bisnis.com, JAKARTA – Setiap 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan di Indonesia. Hal ini dilakukan sebagai momentum untuk menghormati jasa para pahlawan tanah air yang telah berjuang dalam mempertahankan kedaulatan dari tangan penjajah.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) belakangan ini menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada lima tokoh dari berbagai daerah yang telah berjasa bagi bangsa dan negara.
Penyerahan penghargaan yang dilakukan dalam rangka Hari Pahlawan tahun 2022 tersebut digelar di Istana Negara, Jakarta, pada Senin (7/11/2022).
Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 96/TK/Tahun 2022 yang ditetapkan pada tanggal 3 November 2022, kelima tokoh yang diberikan gelar pahlawan nasional ialah:
1. Dr. dr. H. R. Soeharto dari Provinsi Jawa Tengah
2. KGPAA Paku Alam VIII dari Daerah Istimewa Yogyakarta
3. dr. R. Rubini Natawisastra dari Provinsi Kalimantan Barat
4. H. Salahuddin bin Talabuddin dari Provinsi Maluku Utara,
5. K. H. Ahmad Sanusi dari Provinsi Jawa Barat.
Gelar Pahlawan Nasional ditetapkan oleh presiden, sejak dilakukannya pemberian gelar tersebut pada tahun 1959. Namun, saat itu ketentuan pahlawan ini berubah-ubah. Mulanya, gelar pahlawan bernama Pahlawan Kemerdekaan Nasional, dibuat saat dikeluarkannya Dekret Presiden No. 241 pada 1958.
Kemudian ketika memasuki Orde Baru pada pertengahan 1960an, gelar tersebut berganti menjadi Pahlawan Nasional. Demi menyelaraskannya, maka di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009, disebutkan bahwa gelar Pahlawan Nasional itu sudah resmi mencakup semua jenis gelar.
Dilansir dari laman sekretariat negara, pahlawan nasional merupakan gelar yang diberikan kepada seorang warga negara Indonesia, atau seseorang yang telah berjuang melawan penjajahan, di wilayah yang sekarang menjadi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang gugur atau meninggal dunia demi membela bangsa dan negara, atau yang semasa hidupnya melakukan tindakan kepahlawanan atau menghasilkan prestasi dan karya yang luar biasa bagi pembangunan dan kemajuan bangsa dan negara Republik Indonesia.
Gelar berupa Pahlawan Nasional dan di dalam pemberian Gelar dapat disertai dengan pemberian Tanda Jasa dan/atau Tanda Kehormatan.
Adapun daftar nama-nama pahlawan nasional Indonesia:
- Fatmawati (1923-1980)
- Thaha Syaifuddin (1816-1904)
- Sisingamangaraja XII (1849-1907)
- Kiras Bangun (1852-1942)
- Ferdinand Lumbantobing (1899-1962)
- Zainul Arifin (1909-1963)
- Amir Hamzah (1911-1946)
- Adam Malik (1917-1984)
- Abdul Haris Nasution (1918-2000)
- Tahi Bonar Simatupang (1920-1990)
- Jamin Ginting (1921-1974)
- Tirtayasa (1631-1683)
- Syafruddin Prawiranegara (1911-1989)
- Donald Izacus Panjaitan (1925-1965)
- Raja Haji Fisabilillah (1727-1784)
- Tuanku Tambusai (1784-1882)
- Syarif Kasim II (1893-1968)
- Malahayati (Abad ke-15-1604)
- Iskandar Muda (1593-1636)
- Teungku Chik di Tiro (1836-1891)
- Cut Nyak Dhien (1850-1908)
- Teuku Umar (1854-1899)
- Teuku Nyak Arif (1899-1946)
- Cut Nyak Meutia (1870-1910)
- Teuku Muhammad Hasan (1906-1997)
- Tuanku Imam Bonjol (1772-1864)
- Abdul Muis (1883-1959)
- Tan Malaka (1884-1949)
- Agus Salim (1884-1954)
- Mohammad Hatta (1902-1980)
- Ilyas Yakoub (1903-1958)
- Mahmud Badaruddin II (1767-1852)
- Muhammad Yamin (1903-1962)
- Adnan Kapau Gani (1905-1968)
- Hazairin (1906-1975)
- Abdul Malik Karim Amrullah (1908-1981)
- Mohammad Natsir (1908-1993)
- Sutan Syahrir (1909-1966)
- Bagindo Azizchan (1910-1947)
- Rasuna Said (1910-1965)
- Abdul Halim (1911-1988)
- Dewi Sartika (1884-1947)
- Abdul Halim Majalengka (1887-1962)
- Gatot Mangkupraja (1896-1968)
- Mohammad Husni Thamrin (1894-1941)
- Wage Rudolf Supratman (1903-1938)
- Ismail Marzuki (1914-1958)
- Pierre Tendean (1939-1965)
- Achmad Subarjo (1896-1978)
- Oto Iskandar di Nata (1897-1945)
- Kusumah Atmaja (1898-1952)
- Iwa Kusumasumantri (1899-1971)
- Zainal Mustafa (1907-1944)
- Maskun Sumadireja (1907-1986)
- Juanda Kartawijaya (1911-1963)
- Noer Alie (1914-1992)
- Eddy Martadinata (1921-1966)
- Mangkunegara I (1725-1795)
- Nyi Ageng Serang (1752-1828)
- Supeno (1916-1949)
- Sudirman (1916-1950)
- Jatikusumo (1917-1992)
- Siswondo Parman (1918-1965)
- Suprapto (1920-1965)
- Sutoyo Siswomiharjo (1922-1965)
- Ahmad Yani (1922-1965)
- Katamso Darmokusumo (1923-1965)
- Siti Hartinah (1923-1996)
- Yos Sudarso (1925-1962)
- Slamet Riyadi (1927-1950)
- Janatin (1943-1968)
- Ahmad Rifa’i (1786-1870)
- Pakubuwono VI (1807-1849)
- Pakubuwono X (1866-1939)
- Samanhudi (1878-1956)
- Kartini (1879-1904)
- Tirto Adhi Suryo (1880-1918)
- Cipto Mangunkusumo (1886-1943)
- Alimin (1889-1964)
- Urip Sumoharjo (1893-1948)
- Albertus Sugiyapranata (1896-1963)
- Supomo (1903-1958)
- Sukarjo Wiryopranoto (1903-1962)
- Ki Sarmidi Mangunsarkoro (1904-1957)
- Muhammad Mangundiprojo (1905-1988)
- Muwardi (1907-1948)
- Gatot Subroto (1907-1962)
- Saharjo (1909-1963)
- Suharso (1912-1971)
- Sultan Agung (1591-1645)
- Hamengkubuwono I (1717-1792)
- Diponegoro (1785-1855)
- Wahidin Sudirohusodo (1852-1917)
- Ahmad Dahlan (1868-1934)
- Suryopranoto (1871-1959)
- Untung Surapati (1660-1706)
- Hasyim Asy'ari (1875-1947)
- Ernest Douwes Dekker (1879-1950)
- Cokroaminoto (1883-1934)
- Soetomo (1888-1938)
- Abdul Wahab Hasbullah (1888-1971)
- Suroso (1893-1981)
- Mas Mansur (1896-1946)
- Suryo (1896-1948)
- As'ad Syamsul Arifin (1897-1990)
- Sukarno (1901-1970)
- Mustopo (1913-1986)
- Wahid Hasyim (1914-1953)
- Sukarni (1916-1971)
- Iswahyudi (1918-1947)
- Sutomo (1920-1981)
- Basuki Rahmat (1921-1969)
- Halim Perdanakusuma (1922-1947)
- Mas Tirtodarmo Haryono (1924-1965)
- Mas Isman (1924-1982)
- Supriyadi (1925-1945)
- Harun Bin Said (1947-1968)
- Abdul Kadir (1771-1875)
- Cilik Riwut (1918-1987)
- Antasari (1809-1862)
- Idham Chalid (1921-2010)
- Hasan Basri (1923-1984)
- Nani Wartabone (1907-1986)
- Maria Walanda Maramis (1872-1924)
- Sam Ratulangi (1890-1949)
- Bernard Wilhelm Lapian (1892-1977)
- Lambertus Nicodemus Palar (1900-1981)
- John Lie (1911-1988)
- Arie Frederik Lasut (1918-1949)
- Mohammad Yasin (1920-2012)
- Yusuf Tajul Khalwati (1626-1699)
- Hasanuddin (1631-1670)
- La Maddukelleng (1700-1765)
- Pong Tiku (1846-1907)
- Opu Daeng Risaju (1880-1964)
- Andi Mappanyukki (1885-1967)
- Andi Sultan Daeng Radja (1894-1963)
- Pajonga Daeng Ngalie (1901-1958)
- Ranggong Daeng Romo (1915-1947)
- Andi Abdullah Bau Massepe (1918-1947)
- Robert Wolter Monginsidi (1925-1949)
- Andi Jemma (1935-1965)
- I Gusti Ketut Jelantik (Tidak diketahui-1849)
- I Gusti Ngurah Made Agung (1876-1906)
- I Gusti Ketut Puja (1904-1957)
- I Gusti Ngurah Rai (1917-1946)
- Ida Anak Agung Gde Agung (1921-1999)
- Muhammad Zainuddin Abdul Madjid (1898-1997)
- Wilhelmus Zakaria Johannes (1895-1952)
- Herman Johannes (1912-1992)
- Izaak Huru Doko (1913-1985)
- Nuku Muhammad Amiruddin (1738-1805)
- Pattimura (1783-1817)
- Martha Christina Tiahahu (1800-1818)
- Johannes Leimena (1905-1977)
- Karel Satsuit Tubun (1928-1965)
- Marthen Indey (1912-1986)
- Johannes Abraham Dimara (1916-2000)
- Silas Papare (1918-1978)
- Frans Kaisiepo (1921-1979)