Bisnis.com, JAKARTA - Seorang pejabat Rusia di Ukraina selatan mengatakan Moskow kemungkinan akan menarik pasukannya dari tepi barat Sungai Dnipro di Kherson dan juga mendesak warga sipil untuk meninggalkan wilayah itu.
Ini kemungkinan menandakan mundur yang akan menjadi pukulan bagi perang Rusia.
Atas pernyataan pejabat Rusia itu, Pemerintah Kyiv dan analis militer Barat tetap berhati-hati atas, menunjukkan bahwa Rusia dapat membuat jebakan untuk memajukan pasukan Ukraina.
“Kemungkinan besar unit kami, tentara kami, akan berangkat ke tepi kiri (timur),” kata Wakil Administrator Sipil Wilayah Kherson Kirill Stremousov dalam sebuah wawancara pada Kamis (3/11/2022) dengan Solovyov Live, pro-Kremlin online.
Daerah itu termasuk Kota Kherson, Ibu Kota wilayah dengan nama yang sama, dan satu-satunya kota besar yang direbut Rusia secara utuh sejak invasinya pada Februari.
Ini juga mencakup satu sisi bendungan di seberang Dnipro yang mengontrol pasokan air untuk mengairi Krimea, semenanjung yang diduduki Rusia sejak 2014.
Baca Juga
Sebelumnya, Rusia telah membantah pasukannya berencana untuk menarik diri dari daerah tersebut.
Dalam komentar panjang pada Kamis (3/11/2022) malam di sebuah program yang diselenggarakan oleh televisi RT, Stremousov agak lebih samar, mengatakan "kita harus mengambil beberapa keputusan yang sangat sulit sekarang. Apapun strategi ungkin. Dan beberapa orang mungkin takut untuk mengenali sesuatu.”
"Tetapi bagi saya sangat penting untuk mencoba mengatakan saat ini - Orang-orang, silakan pergi ke tepi timur. Anda akan berada dalam posisi yang jauh lebih aman," kata Stremousov.
Pada sisi lain, Stremousov mengatakan dia berharap "kita tidak akan meninggalkan Kherson" dan jika itu terjadi, "itu akan menjadi pukulan besar tidak hanya dalam hal citra kita semua, tetapi pukulan besar bagi orang-orang yang bisa tinggal di sini".
Spekulasi berputar-putar tentang apakah Rusia memang menarik diri, setelah foto-foto beredar di Internet menunjukkan gedung administrasi utama di Kota Kherson dengan bendera Rusia tidak lagi berkibar di atasnya. Ukraina mengatakan gambar-gambar itu bisa jadi disinformasi Rusia.
Natalia Humeniuk, juru bicara komando militer selatan Ukraina, mengatakan itu bisa jadi jebakan Rusia.
"Ini bisa menjadi manifestasi dari provokasi tertentu, untuk menciptakan kesan bahwa permukiman ditinggalkan, aman untuk memasukinya, sementara mereka bersiap untuk pertempuran jalanan," katanya dalam komentar yang disiarkan televisi.