Bisnis.com, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperdiksikan, kondisi cuaca pada 2023 tidak akan seperti 2022 yang cenderung basah. Namun, dampaknya potensi terjadinya kebakaran hutan meningkat pada tahun depan.
Seperti dikutip dari Tempo.co, Minggu (23/10/2022), dalam Climate Outlook 2023, pada tahun depan fenomena El Nino Southern Oscillation maupun Indian Ocean Dipole disebut akan berada pada fase netral. Alhasil, Samudra Hindia dan Samudra Pasifik cenderung akan aman dari gangguan cuaca ekstrem.
Akan tetapi, efek dari cuaca yang tak terlalu basah adalah meningkatnya potensi terjadinya kekeringan. Hal itu dapat memicu munculnya titik api penyebab kebakaran hutan di beberapa wilayah.
BMKG potensi kebakaran hutan saat musim kemarau tahun depan antara lain Riau, Sumatera Selatan, dan Bangka Belitung.
Selain itu juga sebagian Kalimantan khususnya bagian barat, tengah dan selatan, lalu sebagian Sulawesi Selatan, Jawa Barat bagian utara, Jawa Tengah bagian selatan, Jawa Timur bagian timur. Potensi yang sama juga muncul di Bali Utara, sebagian Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
"Semua pihak perlu mewaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan yang lebih tinggi pada 2023 dibandingkan 2020, 2021 maupun 2022 yang kemaraunya bersifat basah," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.
Baca Juga
Berdasarkan hasil monitoring dan prediksi BMKG, suhu muka laut di wilayah Indonesia pada September hingga November 2022 cenderung masih relatif hangat. Namun, kondisi itu diprediksi akan menurun menuju kondisi normal mulai Desember 2022 hingga Mei 2023 nanti.
Dwikorita melanjutkan beberapa wilayah tetap berpotensi mendapatkan curah hujan tahunan yang cukup tinggi, yaitu lebih dari 2500 mm/tahun.
Sementara itu, masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana dampak hujan lebat diminta tetap waspada. Beberapa daerah bahkan diprediksi BMKG masih akan memiliki hujan tahunan di atas normal.
Daerah-daerah itu adalah sebagian kecil Jambi bagian selatan, sebagian kecil Jawa Barat bagian utara, sebagian kecil Jawa Timur bagian timur, sebagian kecil Kalimantan Timur bagian selatan, sebagian kecil Bali bagian utara, sebagian NTB, dan sebagian kecil Sulawesi Tengah bagian timur.