Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo mengaku senang lantaran Indonesia termasuk negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi paling tinggi di antara negara-negara G-20 maupun negara-negara lainnya.
Hal ini dia sampaikan saat meresmikan Pembukaan Trade Expo Indonesia (TEI) ke-37 tahun 2022 di Kabupaten Tangerang, Rabu (19/10/2022).
“Kita patut bersyukur bahwa di tengah-tengah krisis, di tengah-tengah resesi, Indonesia, di kuartal kedua masih tumbuh 5,44 persen. Ini wajib kita syukuri. Kita termasuk negara yang memiliki growth, pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi di antara negara-negara G-20 maupun negara-negara lainnya,” katanya, Rabu (19/10/2022).
Dia melanjutkan bahwa selain mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, Indonesia juga mampu mengendalikan laju inflasi. Pada Agustus 2022, disebutnya laju inflasi nasional masih bisa dikendalikan di angka 4,6 persen, sedangkan di kuartal II/2022 laju inflasi berada di angka 4,9 persen.
“Juga inflasi. Inflasi pada Agustus masih bisa kita kendalikan di 4,6 (persen), kuartal II/2022 4,9 persen. Namun, karena kenaikan BBM kemarin inflasi naik sedikit di angka 5,9 persen, tetapi masih bisa kita kendalikan,” ujarnya.
Bahkan, Kepala Negara pun mengatakan agar data inflasi Indonesia dapat dibandingkan dengan kenaikan harga di Negara-negara lain.
“Tolong nanti dibandingkan inflasi kita dengan negara-negara lain, pertumbuhan, growth kita dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi negara-negara lain,” katanya.
Tidak hanya itu, Jokowi mengungkapkan, neraca perdagangan terus mengalami surplus sepanjang 29 bulan ini. Neraca perdagangan dari Januari hingga September mengalami surplus sebesar US$ 39,8 miliar.
“Ini atas dukungan bapak ibu sekalian, sudah 29 bulan kita terus surplus neraca dagang kita. Tadi sudah disampaikan oleh Pak Zulkifli, Menteri Perdagangan, dari Januari sampai September, surplus kita mencapai US$ 39,8 miliar. Ini jumlah yang tidak sedikit. Ini juga berkat kerja keras Bapak/Ibu sekalian,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Jokowi mengajak semua pihak tetap optimistis, meskipun lembaga-lembaga internasional menyampaikan tahun ini sangat sulit dan tahun depan akan gelap.
Meski begitu, dia melanjutkan meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia paling tinggi dan patut disyukuri, tetapi tidak boleh menghilangkan kewaspadaan dalam menghadapi situasi dunia yang masih penuh ketidakpastian.
“Silakan negara-negara lain [seperti itu]. Kita harus tetap optimistis. Namun, memang harus waspada, harus hati-hati, karena badainya itu sulit dihitung, sulit diprediksi, sulit di kalkulasi, akan menyebar sampai ke mana imbasnya, ke kita seperti apa,” pungkas Jokowi.
Berdasarkan penelusuran Bisnis, dikutip melalui data Bank Dunia yakni Global Economic Prospects per Juni 2022 terlihat bahwa Indonesia memang memiliki pertumbuhan ekonomi yang baik dari estimasi dan prakiraan tahunan Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2022.
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia diprediksi berada di angka 5,1% pada tahun ini, sedangkan untuk Negara tetangga seperti Malaysia, Vietnam, Timor Leste masing-masing berada di angka 5,5%; 5,8%; dan 2,4%.
Sementara itu, Afrika Selatan diprediksi mengalami pertumbuhan ekonomi hingga 2,1%. Adapun untuk Amerika Serikat, Arab Saudi, dan Argentina masing-masing diperkirakan tumbuh 2,5%; 7%; dan 6%.
Selanjutnya, untuk Brasil di angka 1,5%, India 7,5%, Jepang di 1,7%, Meksiko di 1,7%, Rusia -8,9%, China 4,3%, Turki 2,3%, dan Uni Eropa 2,5%.