Bisnis.com, JAKARTA – Uni Eropa menegaskan, bahwa Iran bertanggung jawab atas pembunuhan rakyat Ukraina karena memasok pesawat tak berawak atau drone ke Rusia. Beberapa menteri luar negeri Uni Eropa pada Senin, (17/10/2022) menyerukan sanksi pelanggaran hak asasi manusia (HAM) terhadap Iran.
Sanksi terhadap Iran diserukan karena blok tersebut telah menyetujui serangkaian pembekuan aset dan larangan perjalanan atas tindakan keras Teheran sebagai bentuk protes.
Kyiv telah melaporkan serentetan serangan yang diluncurkan Rusia dengan pesawat tak berawak Shahed-136 buatan Iran dalam beberapa pekan terakhir.
Pada Senin (17/10/2022), Uni Eropa menyebut bahwa Teheran bertanggung jawab atas "pembunuhan orang Ukraina".
Adapun pihak Iran membantah telah memasok drone ke Rusia sejak invasi ke Ukraina. Namun Kremlin belum memberikan komentar, seperti dilansir dari Channel News Asia pada Selasa (18/10/2022.
"Saya pikir itu (sanksi baru) harus segera diselesaikan," kata Menteri Luar Negeri Estonia Urmas Reinsalu saat para menteri luar negeri blok itu akan membahas transfer pesawat tak berawak Iran ke Rusia.
Baca Juga
Reinsalu mengatakan laporan Kyiv tentang asal drone dari Iran harus ditanggapi dengan serius dan memiliki konsekuensi.
Pihak Prancis dan Jerman, dua pihak dalam kesepakatan nuklir 2015 dengan Iran, juga menjelaskan bahwa sanksi baru sehubungan dengan drone diperlukan dan bahwa transfer drone harus dilihat sebagai pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB.
Dua diplomat yang mempersiapkan pembicaraan di antara para menteri luar negeri mengatakan bahwa Uni Eropa dapat bergerak untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap Iran atas masalah tersebut.
"Drone Iran tampaknya digunakan untuk menyerang di tengah Kyiv, ini adalah kekejaman," kata Menteri Luar Negeri Denmark, Jeppe Kofod saat ipertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa di Luksemburg.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell mengatakan blok tersebut akan berupaya mencari bukti kuat tentang peran Iran memasok pesawat tak berawak ke Rusia.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Uni Eropa menambahkan 11 warga Iran dan empat institusi, termasuk kepala polisi moralitas Iran, ke daftar larangan bepergian dan pembekuan aset.
Hal tersebut dilakukan karena protes atas tindakan keras mereka usai kematian Mahsa Amini yang berusia 22 tahun dalam tahanan.
"Keputusan bulat hari ini untuk mengambil tindakan terhadap orang-orang di #Iran yang bertanggung jawab atas kematian #MahsaAmini dan penindasan kekerasan terhadap protes damai," ucap Borrell di Twitter.
Teheran juga mengatakan bahwa pihaknya akan berupaya menjaga ketertiban terhadap pembuat onar yang dihasut oleh asing.
Menteri Luar Negeri Luksemburg Jean Asselborn pun menambahkan bahwa sanksi tambahan Uni Eropa terhadap Iran tidak akan terbatas pada daftar hitam beberapa individu, jika keterlibatan Teheran dalam perang Rusia di Ukraina terbukti.