Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat (AS) mengutuk dan akan meminta pertanggungjawaban Rusia atas "kejahatan perang" yang telah dilakukan di Ukraina.
Gedung Putih nengeluarkan pernyataan tersebut pada Senin (17/10/2022) beberapa jam setelah Rusia menyerang kota-kota Ukraina dengan pesawat tak berawak pada jam sibuk di pagi hari.
Akibat serangan pesawat tak berawak tersebut, sedikitnya empat orang tewas di sebuah gedung apartemen di Kyiv.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pidatonya pada video Senin (17/10/2022) malam, mengatakan bahwa ada lebih banyak serangan.
"Saat ini, ada serangan drone Rusia baru. Ada (drone) yang ditembak jatuh," kata Zelensky seperti dilansir dari Channel News Asia pada Selasa (18/10/2022).
Sementara itu, Kantor berita Interfax Ukraina juga mengatakan pengguna Telegram telah melaporkan ledakan di kota Fastiv di luar Kyiv, serta di pelabuhan selatan Odesa.
Baca Juga
Pasukan Rusia juga menargetkan infrastruktur di seluruh Ukraina dalam gelombang kedua serangan udara dalam sepekan, seperti serangan pertama pada pagi hari saat orang-orang pergi bekerja dan sekolah.
Tentara Ukraina melepaskan tembakan ke udara mencoba menembak jatuh drone setelah ledakan mengguncang Ibu kKta Kyiv pada Senin (17/10/2022) pagi.
Sebuah roket anti-pesawat terlihat melesat ke langit pagi, diikuti oleh ledakan dan nyala api oranye, dan seketika para penduduk bergegas mencari perlindungan.
Paket Bantuan
Sekretaris pers Presiden AS Joe Biden, Karine Jean-Pierre mengatakan kepada wartawan bahwa Gedung Putih "mengutuk keras serangan rudal Rusia hari ini".
Dia menegaskan bahwa serangan tersebut "terus menunjukkan kebrutalan (Presiden Rusia Vladimir) Putin".
Karine juga mengungkapkan paket bantuan militer baru senilai US$725 juta yang diumumkan untuk Ukraina pada Jumat lalu.
“Kami akan terus mendukung rakyat Ukraina selama yang diperlukan. Kami akan terus membebankan biaya pada Rusia, meminta pertanggungjawaban mereka atas kejahatan perangnya," kata Karine.
Wali Kota Kyiv, Vitali Klitschko mengungkap seorang wanita hamil termasuk di antara empat orang yang tewas dalam serangan terhadap bangunan tempat tinggal tersebut.
Menteri Dalam Negeri Ukraina Denys Monastyrskyi juga mengatakan ada kematian di kota-kota lain, tetapi tidak membeberkan jumlah korban.
Terlihat asap hitam keluar dari jendela gedung apartemen Kyiv dan pekerja layanan darurat bekerja keras untuk memadamkan api.
"Saya tidak pernah begitu takut. Ini adalah pembunuhan, itu pembunuhan," kata Vitalii Dushevskiy (29) seorang kurir pengiriman makanan yang menyewa sebuah apartemen di gedung tersebut.
Seorang temannya yang lain bernama Nazar, mengatakan bahwa mereka telah mencoba untuk pergi dan berlindung, dan bergegas menemukan tangga tetapi semuanya telah hilang.
Sementara itu, di dekatnya yaitu Elena Mazur (52) sedang mencari ibunya, yang sebelumnya telah berhasil meneleponnya dan memberitahu bahwa ibunya tersebut terkubur di bawah reruntuhan.
"Dia tidak mengangkat telepon," kata Mazur, berharap ibunya yang berada di bawah reruntuhan diselamatkan dan dibawa ke rumah sakit.
Buatan Iran
Ukraina mengatakan serangan tersebut dilakukan oleh "drone bunuh diri" buatan Iran, yang terbang ke sasaran mereka dan meledak.
Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis sepakat bahwa Iran yang memasok drone ke Rusia akan melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang mendukung kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan enam kekuatan.
"Ini sudah menjadi tradisi: membangunkan warga Ukraina dengan rudal pada hari Senin," kata Alla Voloshko, seorang pengacara berusia 47 tahun yang berlindung di ruang bawah tanah blok apartemennya.
Militer Ukraina mengatakan telah menghancurkan 37 drone Rusia sejak Minggu (16/10/2022) malam, atau sekitar 85 persen dari yang digunakan dalam serangan.
Para pejabat setempat mengatakan bahwa serangan pesawat tak berawak menghantam terminal laut Everi di pelabuhan selatan Mykolaiv pada Minggu malam, merusak tangki penyimpanan bunga matahari dan membakar minyak yang bocor.
Rusia membantah menargetkan warga sipil dalam "operasi militer khusus" yang telah dilakukannya di Ukraina, yang diluncurkan pada 24 Februari 2022, termasuk pengambilan wilayah terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.