Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

2 Pernyataan Kontroversial Polri soal Gas Air Mata, Terbaru Bilang Bukan Penyebab Kematian Aremania

Polri kembali menjadi bahan diskusi netizen di Twitter setelah mengatakan dua pernyataan soal gas air mata.
Petugas kepolisian menembakan gas air mata ke arah massa aksi saat terjadi bentrokan di kawasan Tanah Abang, Jakarta, Rabu (22/5/2019)./ ANTARA FOTO - Muhammad Adimaja
Petugas kepolisian menembakan gas air mata ke arah massa aksi saat terjadi bentrokan di kawasan Tanah Abang, Jakarta, Rabu (22/5/2019)./ ANTARA FOTO - Muhammad Adimaja

Bisnis.com, SOLO - Ada setidaknya dua pernyataan dari Polri soal gas air mata yang bikin netizen kembali heboh di media sosial.

Seperti diketahui, gas air mata selama ini dianggap sebagai salah satu penyebab meninggalnya ratusan Aremania dalam tragedi Kanjuruhan.

Gas air mata yang ditembakkan polisi ke arah penonton membuat massa panik dan mencari jalan keluar.

Sayang seribu sayang, pintu keluar dikabarkan terkunci dan membuat mereka berdesak-desakan.

Desakan inilah yang diduga menjadi penyebab banyaknya Aremania meninggal karena terinjak dan kekurangan oksigen.

Gas air mata juga menjadi salah satu aspek yang disoroti oleh netizen karena FIFA sendiri sudah melarangnya.

Namun belum lama ini, Polri justru memberikan dua pernyataan kontroversial soal gas air mata.

Pertama adalah pengakuan Polri jika gas air mata yang mereka gunakan sudah kadaluwarsa.

Hal itu dikonfirmasi langsung Kepala Divisi (Kadiv) Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo.

“Ada beberapa yang diketemukan (kadeluwarsa). Yang tahun 2021 ada beberapa, saya masih belum tahu jumlahnya. Tapi itu yang masih didalami, tapi ada beberapa," ujar Dedi di Gedung Humas Polri, Senin (10/10/2022).

Namun Dedi menegaskan jika gas air mata yang kadaluwarsa berbeda dengan makanan.

Menurutnya, gas air mata yang kadeluwarsa kadar kimianya itu berkurang dan berbeda dengan gas air mata yang masih baru.

Sementara pernyataan kontroversi kedua menyebut jika ratusan Aremania tewas bukan karena gas air mata.

“Dari penjelasan para ahli, spesialis yang menangani korban yang meninggal dunia maupun korban-korban yang luka, dari dokter spesialis penyakit dalam, penyakit paru, penyakit hati dan juga spesialis penyakit mata menyebutkan tidak satupun yang menyebutkan penyebab kematian adalah gas air mata," tutur Dedi.

“Tapi penyebab kematian adalah kekurangan oksigen. Terjadi berdesak-desakkan, kemudian terinjak-injak, bertumpuk-tumpukan yang mengakibatkan kekurangan oksigen pada Pintu 13, 11, 14, 3," paparnya. 

Netizen-pun ramai membahas pernyataan Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo tersebut.

Menurut mereka gas air mata memang tidak menyebabkan meninggal tapi jadi penyebab Aremania berdesakan hingga kekurangan oksigen di pintu 13, 11, 14, dan 3.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bisnis.com, Tempo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper