Bisnis.com, SOLO - Ada setidaknya dua pernyataan dari Polri soal gas air mata yang bikin netizen kembali heboh di media sosial.
Seperti diketahui, gas air mata selama ini dianggap sebagai salah satu penyebab meninggalnya ratusan Aremania dalam tragedi Kanjuruhan.
Gas air mata yang ditembakkan polisi ke arah penonton membuat massa panik dan mencari jalan keluar.
Sayang seribu sayang, pintu keluar dikabarkan terkunci dan membuat mereka berdesak-desakan.
Desakan inilah yang diduga menjadi penyebab banyaknya Aremania meninggal karena terinjak dan kekurangan oksigen.
Gas air mata juga menjadi salah satu aspek yang disoroti oleh netizen karena FIFA sendiri sudah melarangnya.
Baca Juga
Namun belum lama ini, Polri justru memberikan dua pernyataan kontroversial soal gas air mata.
Pertama adalah pengakuan Polri jika gas air mata yang mereka gunakan sudah kadaluwarsa.
Hal itu dikonfirmasi langsung Kepala Divisi (Kadiv) Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo.
“Ada beberapa yang diketemukan (kadeluwarsa). Yang tahun 2021 ada beberapa, saya masih belum tahu jumlahnya. Tapi itu yang masih didalami, tapi ada beberapa," ujar Dedi di Gedung Humas Polri, Senin (10/10/2022).
Namun Dedi menegaskan jika gas air mata yang kadaluwarsa berbeda dengan makanan.
Menurutnya, gas air mata yang kadeluwarsa kadar kimianya itu berkurang dan berbeda dengan gas air mata yang masih baru.
Sementara pernyataan kontroversi kedua menyebut jika ratusan Aremania tewas bukan karena gas air mata.
“Dari penjelasan para ahli, spesialis yang menangani korban yang meninggal dunia maupun korban-korban yang luka, dari dokter spesialis penyakit dalam, penyakit paru, penyakit hati dan juga spesialis penyakit mata menyebutkan tidak satupun yang menyebutkan penyebab kematian adalah gas air mata," tutur Dedi.
“Tapi penyebab kematian adalah kekurangan oksigen. Terjadi berdesak-desakkan, kemudian terinjak-injak, bertumpuk-tumpukan yang mengakibatkan kekurangan oksigen pada Pintu 13, 11, 14, 3," paparnya.
Netizen-pun ramai membahas pernyataan Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo tersebut.
Menurut mereka gas air mata memang tidak menyebabkan meninggal tapi jadi penyebab Aremania berdesakan hingga kekurangan oksigen di pintu 13, 11, 14, dan 3.