Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Temuan Penting TGIPF Terkait Tragedi Kanjuruhan

Kesimpulan TGIF sementara adalah bahwa stadion Kanjuruhan tidak layak untuk menggelar pertandingan berisiko tinggi (high risk match).
Suasana Unjuk Rasa suporter sepakbola Indonesia atas Tragedi Kanjuruhan yang berlangsung di kawasan Stadiun Gelora Bung Karno, Jakarta Minggu (2/10/2022). /Bisnis-Surya Dua Artha
Suasana Unjuk Rasa suporter sepakbola Indonesia atas Tragedi Kanjuruhan yang berlangsung di kawasan Stadiun Gelora Bung Karno, Jakarta Minggu (2/10/2022). /Bisnis-Surya Dua Artha

Bisnis.com, JAKARTA - Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) telah menemui sejumlah pihak yang terkait dengan tragedi Kanjuruhan.

Anggota TGIPF, Mayjen TNI (Purn) Suwarno mengatakan, pihaknya sudah bertemu dengan Aremania, hingga semua unsur pengamanan yang terkait, mulai dari unsur kepolisian, Brimob, kemudian unsur -unsur pengendali lapangan, dan TNI. 

“Kita sudah mendapatkan informasi dari unsur Panitia Pelaksana di lapangan, unsur dari steward, dari security officer, dan hari ini tim sempat melihat ke stadion Kanjuruhan. Semua informasi ini kita akan jadikan sebagai masukan, dan nanti kita akan olah di Jakarta,” ujar Suwarno dalam keterangan tertulis, Minggu (9/10/2022).

Sementara itu, Anggota TGIPF Nugroho Setiawan menyampaikan, kesimpulan sementara adalah bahwa stadion Kanjuruhan tidak layak untuk menggelar pertandingan berisiko tinggi (high risk match).

“Mungkin kalau medium atau low risk masih bisa. Jadi artinya, untuk highrisk match kita harus membuat kalkulasi yang sangat konkrit, misalnya adalahbagaimana mengeluarkan penonton dalam keadaan daruat. Sementara yang saya lihat adalah pintu masuk, berfungsi sebagai pintu keluar, itu tidak memadai.  Kemudian tidak ada pintu darurat,” ujar AFC Safety security officer dan PFA safeguardian Committee Chairman itu. 

Menurut dia salah satu hal yang dapat diperbaiki kedepannya adalah struktur pintu. Selain itu, aspek akses, seperti anak tangga, sebagaimana safety description juga perlu dipertimbangkan.

Adapun, Pada Sabtu (1/10), terjadi kericuhan usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.

Kerusuhan semakin membesar, dimana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut dan pada akhirnya menggunakan gas air mata.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Malang korban meninggal dunia akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur sebanyak 131 orang, sementara 440 orang mengalami luka ringan dan 29 orang luka berat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper