Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Joe Biden Sebut Ancaman Nuklir Putin Lebih Besar dari Krisis Misil Kuba

Joe Biden mengatakan Putin tidak bercanda ketika berbicara tentang potensi penggunaan senjata nuklir taktis atau senjata biologis dan kimia.
Presiden AS Joe Biden dalam pengumuman resmi Dewan Gubernur The Fed di Eisenhower Executive Office Building, Washington, Selasa (22/11/2021)/ Bloomberg - Samuel Corum
Presiden AS Joe Biden dalam pengumuman resmi Dewan Gubernur The Fed di Eisenhower Executive Office Building, Washington, Selasa (22/11/2021)/ Bloomberg - Samuel Corum

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan ancaman nuklir Rusia bakal memicu perang akhir zaman. Ia bahkan menyebut ancaman ini lebih besar dari krisis misil Kuba tahun 1962 silam.

Dilansir Bloomberg pada Jumat (7/10/2022), Joe Biden mengatakan Putin tidak bercanda ketika berbicara tentang potensi penggunaan senjata nuklir taktis atau senjata biologis dan kimia, karena militernya bisa dibilang berkinerja buruk.

 “Saya tidak berpikir ada hal seperti kemampuan untuk dengan mudah menggunakan senjata nuklir taktis dan tidak berakhir dengan Armageddon (perang akhir zaman),” ungkap Biden.

Putin telah memperbarui ancaman nuklirnya saat ia mengumumkan pencaplokan wilayah Ukraina, beberapa di antaranya tidak dikendalikan oleh Rusia, dan dengan memanggil 300.000 tentara cadangan untuk memperkuat invasinya.

“Ketika integritas teritorial negara kami terancam, kami pasti akan menggunakan semua cara yang kami miliki untuk melindungi Rusia dan rakyat kami.Ini bukan gertakan," kata Putin dalam pidatonya.

Biden pun menantang doktrin nuklir Rusia dan memperingatkan bahwa penggunaan senjata taktis dengan hasil lebih rendah dapat dengan cepat lepas kendali.

“Kami belum menghadapi kemungkinan Armageddon sejak Kennedy dan Krisis Rudal Kuba,” katanya.

Krisis 13 hari pada tahun 1962, ketika AS mengetahui Uni Soviet telah mengerahkan rudal nuklir ke Kuba dan dianggap sebagai ancaman nuklir terbesar yang pernah terjadi di dunia.

Komentar Biden berbeda dengan komentar dari Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan, yang mengatakan pekan lalu bahwa AS melihat ancaman Rusia menggunakan senjata nuklir hanya sebagai ancaman belaka, seperti peringatan serupa sejak invasi dimulai pada Februari.

“Kami saat ini tidak melihat indikasi tentang penggunaan senjata nuklir dalam waktu dekat. Kami tentu saja memantau itu dengan hati-hati dan tetap berkonsultasi dengan sekutu dan mitra,” ungkap Sullivan.

Meski begitu, Sullivan mengatakan AS telah dengan jelas menyampaikan bahwa akan ada konsekuensi berat jika Rusia menggunakan senjata nuklir, dan terus menganggap serius ancaman tersebut.

Pernyataan Biden diungkapkan pada penggalangan dana untuk Komite Kampanye Senator Demokrat di rumah New York James Murdoch, putra Ketua News Corp Rupert Murdoch.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper