Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kapolda Jatim Akui Pengamanan Kurang Saat Pecah Tragedi Kanjuruhan

Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta mengakui kekurangan saat laga Persebaya vs Arema uang kemudian menegaskan 125 Aremania.
Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta saat mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Salafiyyah Al Misbar, Dusun Karang Nongko, Desa Mojoranu, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Selasa (1/12/2020)./Antararn
Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta saat mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Salafiyyah Al Misbar, Dusun Karang Nongko, Desa Mojoranu, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Selasa (1/12/2020)./Antararn

Bisnis.com, JAKARTA - Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta mengakui ada kekurangan saat pengamanan laga Arema kontra Persebaya.

Laga ini kemudian berakhir ricuh dan mengakibatkan 125 orang tewas. Dia kemudian menyampaikan permohonan maaf atas tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam.

Nico mengatakan bahwa dirinya meminta maaf atas pengamanan yang dilakukan saat penanganan pengendalian massa yang mengakibatkan meninggalnya 125 orang pada Sabtu malam tersebut.

"Saya sebagai Kapolda Jatim ikut prihatin, menyesal, sekaligus minta maaf di dalam proses pengamanan yang sedang berjalan ada kekurangan," tutur Nico di Malang, Jawa Timur, Selasa (4/10/2022).

Nico memastikan akan melakukan evaluasi atas tragedi Stadion Kajuruhan Malang sehingga tidak lagi terjadi di kemudian hari yang mengakibatkan jatuh korban lagi.

"Ke depan kami akan mengevaluasi bersama-sama dengan panitia pelaksana kemudian PSSI. Sehingga harapannya pertandingan sepak bola ke depannya aman, nyaman, dan bisa menggerakkan ekonomi," ujarnya.

Sekadar informasi, Nico diketahui mendapatkan sentilan pedas dari warganet karena menyebut penembakan air mata yang dilakukan aparat saat pecahnya kericuhan usai pertandingan sebagai hal wajar.

Nico mengatakn bahwa jatuhnya ratusan korban jiwa bukan disebabkan langsung oleh gas air mata. Melainkan karena proses penumpukan di pintuk keluar saat suporter panik dan menghambur ke luar stadion.

“Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lukman Nur Hakim
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper