Bisnis.com, JAKARTA -- Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito mengatakan bahwa BPOM segera menerbitkan izin penggunaan darurat (EUA) vaksin Inavac pada awal Oktober 2022.
Menurut Penny, vaksin yang telah memasuki uji klinis fase ketiga pada 27 Juni 2022 lalu tersebut untuk saat ini tengah berada dalam pengujian tahap akhir untuk keperluaannya sebagai vaksin penguat atau booster.
"Vaksin Merah Putih Inavac masih dalam finalisasi, jadi sebentar lagi. Ini kan September, awal Oktober nanti akan dapat EUA," jelas Penny kepada wartawan di Gedung DPR/MPR RI, Rabu (28/9/2022).
Sementara itu, Penny juga mengakui bahwa seluruh vaksin buatan dalam negeri, baik vaksin Inavac maupun Indovac, keduanya telah memperoleh sertifikat halal yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Adapun vaksin Inavac adalah salah satu vaksin nasional yang menjadi hasil kolaborasi dari Universitas Airlangga, Surabaya dengan PT Biotis Pharmaceuticals.
Direktur PT Biotis Pharmaceutical FX Sudirman menjelaskan, vaksin yang setidaknya telah memakan biaya sebesar 140 juta dolar tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai vaksin booster bagi masyarakat Indonesia.
Keputusan penggunaan vaksin InaVac sebagai vaksin booster itu dilakukan setelah PT Biotis menemui fakta bahwa pertambahan jumlah penerima vaksin ketiga di Indonesia terus berjalan secara lambat.
Hal itu juga yang menjadi alasan mengapa PT Biotis tidak memproduksi vaksin Inavac sebagai dosis primer vaksin Covid-19.
Adapun Sudirman menyampaikan bahwa pihaknya berencana untuk memproduksi sebanyak 500.000 vaksin Inavac pada Oktober 2022. Diharapkan PT Biotis dapat memproduksi hingga 10 juta dosis vaksin pada akhir 2022 mendatang.
"Berapa banyak yang bisa kita produksi, kita memproduksi secara bertahap. Kita akan rilis sekitar 500.000 dosis di bulan Oktober dan di akhir tahun sebanyak 10 juta dosis," tutur Sudirman di kawasan Pabrik Vaskin PT Biotis Pharmaceutical Indonesia, Rabu (7/9/2022).