Bisnis.com, JAKARTA- Sebagai salah satu panelis dalam sesi "Education & Future of Youth", Teguh mengusung semangat transformasi dan inklusivitas, untuk mendorong peningkatan taraf hidup dan mewujudkan masa depan dunia yang lebih baik.
Teguh menegaskan bahwa pandemi telah mendorong transformasi dalam bidang Pendidikan melalui sistem pembelajaran daring yang dapat menjangkau semakin luas dan semakin banyak peserta didik, tetapi disisi lain pandemi juga mengakibatkan adanya learning losses terutama bagi anak-anak dari keluarga miskin karena mereka tidak memiliki akses internet, akses bahan pelajaran yang baik, dan sistem pengajaran di era digital yang belum memadai.
Pada sesi ini Teguh juga menyampaikan bahwa Pendidikan harus menjadikan manusia sebagai manusia yang sesungguhnya, oleh karena itu Pendidikan harus mengajarkan skill dasar sebagai manusia yaitu: keterampilan untuk menyelesaikan masalah, keterampilan untuk berinteraksi dengan orang lain, keterampilan untuk menjadi pribadi yang resilien, keterampilan untuk memahami sebuah kebenaran (curiosity & social awareness) dan keterampilan untuk memberikan dampak sosial.
“Nobel Prize Dialoque” dilangsungkan di Singapura pada pekan lalu dengan mengangkat tema “The Future We Want Together”. Pada sesi puncak, evening panel discussion, Teguh bersama dengan 4 pemenang nobel dan 1 profesor dari University of Cambridge membicarakan 6 isu utama: our digital future, wellbeing in the face of climate change, economic wellbeing, education & the future of youth, health after the pandemic & pursuit of happiness.
Dialog tersebut adalah serangkaian diskusi yang mengeksplorasi jalan terbaik menuju dunia dengan peningkatan kesejahteraan yang merata. Acara ini merupakan pertemuan lintas disiplin ilmu secara terbuka yang menyatukan konstelasi unik pemenang Hadiah Nobel, ilmuwan terkemuka dunia, pembuat kebijakan, dan pemimpin pemikiran untuk membahas masalah global yang memengaruhi seluruh masyarakat dunia antara lain.
“Dalam sesi yang kami isi, membahas beberapa isu yaitu bagaimana perbedaan pendidikan di Asia-Pasifik. Bagaimana dunia pendidikan dapat belajar dari pengalaman selama pandemi Covid-19. Juga apakah pendidikan perlu bergerak melampaui fakta pembelajaran,” ujar Teguh, dikutip dari siaran pers, Selasa (27/9/2022).
Baca Juga
Hal itu, menurutnya, sesuai dengan transformasi yang tengah dilakukan pihaknya, baik di sisi kelembagaan, keilmuan, serta standardisasi moral intelektual. Dengan transformasi, FEB UI diharapkan akan mampu mengawal tantangan transformasi perekonomian nasional ke depan.
FEB UI bertekad terus berupaya mendidik calon-calon pemimpin bisnis dan ekonomi nasional yang memahami nilai Inclusive, Relevant, dan Reputable. Dengan tiga nilai acuan tersebut, menurut Teguh, para lulusan maupun akademisi yang dihasilkan akan siapmenghadapi gelombang perubahan yang jauh lebih cepat ke depan.