Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menuju Pilpres 2024: SBY-Kalla Kembali Turun ke Palagan

SBY dan Jusuf Kalla belakangan kembali aktif di panggung politik nasional. Kahadiran dua politikus senior itu semakin memanaskan tensi politik.
 SBY/Bisnis.com
SBY/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA -- Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) geram. Dia konon mendengar informasi bahwa Pilpres 2024 dirancang tidak adil. Hanya ada dua calon presiden (capres). Sementara calon dari oposisi akan diganjal di tengah jalan.

"Demokrat sebagai oposisi jangan harap bisa mengajukan capres Cawapresnya sendiri, bersama koalisi tentunya. Jahat bukan?" Keluhan SBY itu dengarkan oleh ribuan kader Demokrat yang hadir dalam acara Rapat Pimpinan Nasional Partai Demokrat beberapa waktu lalu.

Presiden ke enam itu kemudian memutuskan untuk turun gunung. SBY menekankan bahwa pesta demokrasi adalah milik rakyat. Upaya merekayasa Pilpres dengan 2 paslon capres maupun cawapres sama saja menginjak-injak rakyat.  

"Ingat, selama 10 tahun dulu, kita di pemerintahan, 2 (dua) kali melaksanakan Pemilu termasuk Pilpres. Demokrat tidak pernah melakukan kebatilan seperti itu," ujar SBY.

Kekhawatiran SBY sangat berdasar. Apalagi, saat ini Demokrat sedang berusaha kembali meniti jalan ke pentas kekuasaan. Mereka juga telah berkomunikasi intens dengan calon koalisi. Partai Nasional Demokrat (NasDem) dan Partai Keadilan Sejahtera adalah dua partai yang coba didekati oleh Demokrat.

Namun demikian hingga saat ini koalisi tersebut belum juga terwujud. Padahal komunikasi antara Demokrat, terutama NasDem sudah sangat intens. SBY bahkan terjun langsung menemui Surya Paloh di Kantor NasDem.

Ketidakjelasan arah koalisi antara NasDem dan Demokrat ditengarai penentuan sosok calon wakil presiden yang cukup alot. NasDem punya gagasan sendiri, Demokrat juga punya ambisi sendiri.

NasDem seperti banyak diberitakan tengah menggalang kekuatan politik. Mereka telah menentukan tiga bakal calon presiden yang nantinya akan diusung pada Pilpres 2024. Nama Anies Baswedan menduduki peringkat pertama. Sementara Andika Perkasa dan Ganjar Pranowo kemungkinan menjadi calon alternatif.

Ketua Umum Partai NasDem sempat memaparkan skema Pilpres rekonsiliasi dengan menyatukan nama Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. Pasangan Ganjar-Anies atau sebaliknya dianggap sebagai jalan tengah untuk menjembatani polarisasi di tengah masyarakat yang muncul akibat Pilkada DKI Jakarta 2017 silam.

Namun di sisi lain, Demokrat juga sedang berambisi untuk mengusung calonnya sendiri. Umumnya kader Demokrat menginginkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) maju sebagai capres. Meskipun AHY tetap meminta kadernya tetap realistis karena suara Demokrat di bawah Presidential Threshold. 

"Dalam realitas politik Indonesia, tentu harus membangun kebersamaan dengan partai politik lain. Insya Allah koalisi bisa terbangun."

Peta Survei Anies - AHY 

Pasangan Anies Baswedan dan AHY diprediksi akan memenangkan Pilpres 2024. Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) bahkan telah memaparkan data tersebut sejak April lalu. 

Baik Anies dan AHY sama-sama menempati 10 besar tokoh dengan elektabilitas paling tinggi. Namun, survei terbaru Center for Strategic and International Studies (CSIS) memaparkan temuan menarik. CSIS melakukan survei simulasi dua calon presiden (capres). Hasilnya Anies Baswedan unggul dibandingkan Ganjar Pranowo. Meski selisihnya tipis.

Padahal, dalam simulasi sejumlah lembaga survei, Anies biasanya tertinggal dari Ganjar Pranowo. Laporan Lembaga Survei Indonesia (LSI) mencatat berdasarkan simulasi 19 nama calon presiden (capres) elektabilitas Anies berada di peringkat ketiga dengan angka 19,3 persen.

Dengan modal itu, seandainya Ganjar dan Anies maju di Pilpres 2024, pertarungan sengit bakal terjadi karena kedua tokoh tersebut sama-sama memiliki elektabilitas yang cukup tinggi.

Sedangkan, dalam simulasi 10 calon, nama Anies tetap tidak berubah. Dia menempati peringkat ketiga, di bawah Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto, dengan tingkat keterpilihan atau elektabilitas sebanyak 20,1 persen. 

Adapun AHY saat ini elektabilitasnya berada di bawah Anies yakni hanya 2,3 persen. Keunggulan AHY saat ini hanya pada kedudukannya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. 

Jusuf Kalla Bicara 

Sementara itu mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla tampak mulai sering tampil di media belakangan ini. Dia muncul bersamaan dengan turun gunungnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Politikus asal Sulawesi Selatan itu mengatakan bahwa berdasarkan beragam survei elektabilitas Prabowo dan Ganjar memiliki elektabilitas tertinggi disusul Anies.

Menurut dia, elektabilitas Anies yang masuk ke dalam 3 besar bakal capres menurut berbagai survei tidak terlepas dari kritik yang dialamatkan kepada Anies di media sosial.

“Ini kelihatannya makin dikritik orang, direndahkan, justru masyarakat malah mendukung. Rakyat dukung orang yang ditekan. Media sosial, buzzer luar biasa mengkritik Anies,” kata Jusuf Kalla.

JK juga menjelaskan, bahwa parpol saat ini masih mencari solusi bagaimana agar pasangam capres dan cawapres memenangkan Pilpres 2024.

“Parpol masih mengolah. Soal capres mungkin cepat cepat dideklarasikan parpol, kalau cawapres belakangan, karena harus ada chemistry dengan capres. Pengalaman saya, Pak Jokowi dulu diumumkan capres, kemudian baru saya diminta cawapres,” tukas JK.

Lebih lanjut, dia menyebut bahwa Prabowo, Anies, dan Ganjar memiliki kesempatan untuk bakal capres, dan masih ada waktu 1,5 tahun untuk menentukan capres dan cawapres.

JK menambahkan, bahwa survei yang dilakukan menggambarkan elektabilitas pada saat ini, bukan situasi 2 tahun mendatang, mengingat Pilpres akan digelar pada tahun 2024.

“Saya kira Anies, Puan Maharani, Ganjar, Prabowo punya kesempatan. Nanti rakyat yang akan memilih,” pungkasnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper