Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Zelensky Tuding Rusia Lakukan Kejahatan Perang di Timur Laut Ukraina

Presiden Volodymyr Zelensky menuduh Rusia melakukan kejahatan perang di wilayah timur laut Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memberikan keterangan melalui video yang diunggah di Facebook
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memberikan keterangan melalui video yang diunggah di Facebook

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Rusia melakukan kejahatan perang di wilayah timur laut Ukraina.

Dalam wawancara dengan Reuters, Jumat (16/9/2022), Zelensky membandingkan situasi di wilayah itu, yang direbut kembali dari penguasaan pasukan Rusia, dengan "opera sabun berdarah setelah Bucha".

Bucha adalah kota dekat Kiev di mana pasukan Rusia dituduh melakukan kejahatan perang di awal perang. Moskow menolak tuduhan itu.

"Hingga hari ini, ada 450 mayat yang dikubur (di wilayah Kharkiv). Namun ada yang lain, kuburan-kuburan terpisah dari banyak orang. Orang-orang yang disiksa. Seluruh anggota keluarga di wilayah-wilayah tertentu," kata Zelensky.

Ketika ditanya apakah itu merupakan bukti kejahatan perang, dia mengatakan: "Semuanya ada di sana… Ada sejumlah bukti, dan penilaian sedang dilakukan (oleh) Ukraina dan internasional, dan ini sangat penting bagi kami, bagi dunia untuk mengakui hal ini."

Moskow belum menanggapi permintaan untuk berkomentar tentang tuduhan baru Zelensky itu.

Rusia berkali-kali membantah mengincar warga sipil dalam agresi militer di Ukraina yang mereka sebut "operasi militer khusus" itu.

Gubernur wilayah Kharkiv Oleh Synhubov mengatakan kepada pers di sebuah lokasi kuburan massal di Kota Izium bahwa beberapa mayat yang dikubur di sana ditemukan dalam kondisi tangan terikat di balik punggung.

Moskow belum mengomentari kuburan massal di Izium itu, yang menjadi garis depan pasukan Rusia, sebelum dipukul mundur oleh tentara Ukraina.

Zelensky, yang mengunjungi Izium pada Rabu (14/9/2022), mengulangi permintaannya kepada negara-negara Barat agar menambah bantuan senjata ke Ukraina.

"Kami ingin lebih banyak bantuan dari Turki, kami ingin lebih banyak bantuan dari Korea Selatan. Lebih banyak bantuan dari dunia Arab. Dari Asia," katanya.

Dia juga menyinggung soal "hambatan psikologis tertentu" di Jerman untuk memasok peralatan militer karena masa lalu Nazi. Namun, Zelensky mengatakan pasokan itu sangat penting bagi Ukraina untuk membela diri dari "fasisme" Rusia.

Dia kerap menuduh Berlin tidak mau memasok senjata ke Ukraina, dan  memuji serangan balik Ukraina, tetapi mengatakan bahwa perang belum menuju tahap akhir.

"Terlalu dini untuk membicarakan akhir dari perang ini," kata dia.

Saat ditanya pada hari ke-205 perang apakah dirinya punya kesempatan untuk bersantai, Zelenskyy mengatakan: "Saya benar-benar ingin Rusia bersantai."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper