Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuburan Massal Kian Terkuak, Biden Ancam Putin Kalau Gunakan Senjata Kimia dan Nuklir

Joe Biden memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin agar tidak meningkatkan pertempuran di Ukraina.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menghadiri sebuah acara tentang memerangi kejahatan ghost gun atau senjata api rakitan tanpa nomor seri, di Gedung Putih di Washington DC, Amerika Serikat, pada 11 April 2022./Antara
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menghadiri sebuah acara tentang memerangi kejahatan ghost gun atau senjata api rakitan tanpa nomor seri, di Gedung Putih di Washington DC, Amerika Serikat, pada 11 April 2022./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin agar tidak meningkatkan pertempuran di Ukraina.

Dia menegaskan akan ada konsekuensi, jika Kremlin menggunakan senjata kimia atau nuklir.

"Jangan. Jangan. Jangan. Itu akan mengubah wajah perang tidak seperti apa pun sejak Perang Dunia II," kata Biden dalam satu wawancara seperti dikutip CNN.com, Sabtu (17/9/2022).

Klip wawancara itu ditayangkan di CBS Evening News pada hari Jumat waktu setempat.

Ketika ditanya oleh Scott Pelley apa tanggapan AS jika Rusia menggunakan senjata kimia atau nuklir, Biden mengatakan itu akan "berkonsekuensi."

"Anda pikir saya akan memberi tahu Anda jika saya tahu persis apa yang akan terjadi. Tentu saja, saya tidak akan memberi tahu Anda. Ini akan menjadi konsekuensi.”

 Biden menegaskan bahwa respons AS  tergantung pada sejauh mana dan apa yang mereka (Rusia) lakukan.

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan beberapa mayat yang ditemukan di situs pemakaman massal di Izium menunjukkan "tanda-tanda penyiksaan."

Pejabat Ukraina mengatakan bahwa setidaknya 440 kuburan telah ditemukan di situs pemakaman massal di kota Izium, di wilayah Kharkiv yang baru saja dibebaskan.

Zelensky mengatakan beberapa mayat memiliki "tanda-tanda penyiksaan", sementara gubernur wilayah Kharkiv mengklaim bahwa "99 persen menunjukkan tanda-tanda kematian yang kejam.”

Bahkan ada beberapa mayat dengan tangan diikat ke belakang, dan satu orang dikuburkan dengan tali di lehernya.

Sebuah sumber Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan sebuah tim akan segera pergi ke Izium dan daerah sekitarnya. Sedangkan tim investigasi kejahatan perang mungkin akan menyusul setelahnya.

Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan kepada Putin bahwa "era saat ini bukanlah era perang”.

Pernyataan itu merupakan teguran yang signifikan dari seorang pemimpin yang sebagian besar tetap diam tentang konflik tersebut. Sehari sebelumnya, Putin mengakui Presiden China Xi Jinping memiliki “pertanyaan dan kekhawatiran” mengenai konflik di Ukraina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper