Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Luhut Klaim Peringkat Pariwisata Indonesia Ungguli Malaysia dan Thailand

Luhut mengatakan skor Travel and Tourism Development Index Indonesia meningkat sehingga rankingnya pun naik dari 44 ke 32 mengungguli Malaysia dan Thailand.
Luhut Klaim Peringkat Pariwisata Indonesia Ungguli Malaysia dan Thailand/Istimewa
Luhut Klaim Peringkat Pariwisata Indonesia Ungguli Malaysia dan Thailand/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan skor Travel and Tourism Development Index Indonesia meningkat dari 4,2 ke 4,4 sehingga ranking pariwisata naik dari 44 ke 32. 

"Untuk pertama kalinya [ranking pariwisata] Indonesia berada di atas Thailand dan Malaysia," ujarnya dalam sambutannya secara virtual di acara Forum Investasi 5 Destinasi Super Prioritas di Labuan Bajo, NTT pada Jumat, (9/9/2022).

Capaian itu, menurut Luhut, membuat perhatian Presiden Joko Widodo atau Jokowi terhadap pengembangan lima destinasi wisata super prioritas lebih besar.

Pengembangan lima destinasi tersebut merupakan salah satu program strategis nasional sehingga pembangunan infrastruktur dan fasilitasnya diprioritaskan.

"Harapannya kita dapat menciptakan beragam destinasi pariwisata baru dengan tetap mempertahankan ciri khas setiap daerah," kata Luhut.

Dia berujar pariwisata merupakan sektor yang sangat terdampak selama masa pandemi. Berdasarkan survei United Nation World Tourism Organization, sektor di negara-negara Asia Pasifik baru akan kembali normal pada 2024. Di satu sisi, pariwisata juga diharapkan dapat membantu upaya pemulihan nasional. 

Untuk itu, sambung Luhut, Indonesia harus terus berbenah dan mempersiapkan diri melalui agenda berskala internasional.

Tidak hanya World Super Bike dan MotoGP di Mandalika, Indonesia bakal menjadi tuan rumah agenda G20 tahun ini. Selanjutnya, ada pula lomba F1 H20 di Danau Toba, serta KTT ASEAN di Labuan Bajo pada 2023. 

Banyaknya acara berskala internasional di Indonesia, menurut Luhut, menunjukkan kepercayaan internasional kepada negara semakin tinggi. Apalagi saat ini lama masa tinggal wisatawan di destinasi prioritas meningkat.

Wisatawan di Mandalika, Labuan Bajo, dan Kupang, misalnya, masa tinggalnya antara tiga sampai lima hari. Sementara itu, Borobudur dan Danau Toba sekitar satu sampai dua hari. Begitu pun dengan rata-rata pengeluaran wisatawan asing.

Luhut mengatakan bahwa pengeluaran per wisatawan ke Labuan Bajo, Mandalika, Borobudur, dan Likupang US$ 500-1000.

"Sedangkan untuk Danau Toba, pengeluaran masih terbilang minim," ucapnya.

Luhut melanjutkan, pemerintah akan melakukan optimalisasi pembangunan sektor pariwisata dari sisi aksesibilitas, amenitas, dan atraksi.

Sumber dana pengembangannya tidak melulu mengandalkan anggaran pendapatan dan belanja negara maupun daerah (APBN dan APBD), tetapi juga dari investasi dalam negeri maupun asing. 

Luhut menambahkan, fokus pemerintah kini tidak hanya menjadikan program wisata super prioritas menjadi destinasi wisata unggulan, tetapi menjadi destinasi investasi prioritas. Untuk itu, dia mengundang para investor memanfaatkan momen untuk berinvestasi di lima destinasi wisata super prioritas itu. 

"Sejauh ini realisasi investasi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif mencapai Rp5,31 triliun pada 2020 hingga kuartal 1 2022," kata Luhut. 

Menko berpesan kepada Menteri Investasi untuk menjaga kepercayaan kepada investor dan mendorong kemudahan berinvestasi dengan tetap memperhatikan lingkungan dan kearifan lokal. Ia meminta agar dilakukan percepatan proses perizinan dan pemberian insentif investasi.

Tidak hanya Menteri Investasi bersama kepala daerah, menurutnya, Luhut mengatakan Menteri pariwisata juga harus gencar menyelenggarakan acara berskala internasional, peningkatan kualitas sumber daya manusia, serta memperkuat tata kelola destinasi. Luhut ingin BUMN dan BUMD turut mendukung penuh destinasi pariwisata super prioritas.

Dia juga meminta agar masyarakat ikut berpartisipasi, tetap kondusif, dan menjadi brand ambassador untuk daerahnya masing-masing. Sebab, kata Luhut, pengelolaan pariwisata adalah kerja bersama. 

"Semoga dapat berkontribusi untuk perekonomian Indonesia dan menciptakan lapangan kerja baru," kata dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Tempo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper