Bisnis.com, JAKARTA - Kepulauan Solomon melarang untuk sementara semua kapal angkatan laut asing masuk ke perairannya sambil menunggu aturan baru untuk lebih mengawasi zona ekonomi eksklusifnya.
Kepulauan Solomon memiliki hubungan yang tegang dengan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya sejak mencapai pakta keamanan dengan China pada tahun ini. Akan tetapi, belum diketahui apakah keputusan pemerintah negara itu terkait dengan kesepakatan tersebut.
Kantor perdana menteri negara itu menyatakan langkah itu terkait insiden minggu lalu ketika kapal penjaga pantai AS, Oliver Henry, tidak dapat berlabuh seperti biasa karena pemerintah tidak menanggapi permintaan untuk pengisian bahan bakar dan logistik.
"Kami telah meminta mitra kami untuk memberi kami waktu untuk meninjau aturan dan menerapkan proses baru kami, sebelum mendrima permintaan kapal militer untuk berlabuh," kata Perdana Menteri Mannesseh Sogavare dalam sebuah pernyataan seperti dikutip CNN.com, Rabu (31/8/2022).
"Ini akan berlaku secara universal untuk semua kapal angkatan laut yang berkunjung," katanya dalam pernyataan itu.
Sogavare menambahkan, bahwa dia ingin membangun kapasitas nasional untuk mengawasi zona ekonomi eksklusif negara kepulauan Pasifik itu.
Dalam pidatonya pada Selasa (30/8/2022) sore untuk menyambut kunjungan kapal rumah sakit Angkatan Laut AS USNS Mercy, Sogavare mengatakan penundaan minggu lalu atas kapal Oliver Henry karena informasi belum dikirim ke kantornya tepat waktu.
Dia juga mengonfirmasi penundaan dalam menyetujui masuknya kapal angkatan laut Inggris HMS Spey, yang juga membatalkan untuk berlabuh, menurut pernyataan itu.
Sebagai akibat dari dua insiden tersebut, Kepulauan Solomon sedang meninjau prosedur persetujuan, katanya.
Sebelumnya, Kedutaan Besar AS di Canberra, Ibu Kota Australia, menyatakan bahwa Kepulauan Solomon telah memberitahukannya tentang moratorium kapal angkatan laut yang memasuki pelabuhannya.
"Pada 29 Agustus, Amerika Serikat menerima pemberitahuan resmi dari pemerintah Kepulauan Solomon mengenai moratorium semua kunjungan angkatan laut, menunggu pembaruan dalam prosedur protokol," menurut kedutaan negara itu dalam sebuah pernyataan.
Dalam beberapa bulan ini, China memainkan pengaruh di Pasifik Selatan dengan menawarkan program keamanan dan tur diplomatik.
Pada hari Senin (29/8/2022), juru bicara Departemen Luar Negeri AS menyebut tidak diperolehnya izin untuk Oliver Henry "disesalkan" dan mengatakan AS senang Mercy telah menerima izin.
Secara terpisah, Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan sangat disesalkan bahwa "kami telah melihat China mencoba menggertak dan memaksa negara-negara di seluruh Indo-Pasifik untuk melakukan penawaran mereka.
China lebih melayani apa yang mereka yakini sebagai kepentingan keamanan nasional yang egois daripada kepentingan yang lebih luas dari Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, katanya.