Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sejarah 30 Agustus, Penembakan Lenin

Pimpinan Uni Soviet, Vladimir Lenin ditembak dua kali oleh Fanya Kaplan, seorang anggota partai Revolusioner Sosial pada 28 Agustus 1918.
Ilustrasi penembakan/Antara
Ilustrasi penembakan/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Pada 30 Agustus 1918, Vladimir Lenin ditembak oleh Fanya Kaplan, seorang revolusioner. Lenin selamat tetapi kesehatannya menjadi menurun.

Dilansir dari History.com, kejadian itu terjadi setelah dia berbicara di sebuah pabrik di Moskow.

Lenin ditembak dua kali oleh Fanya Kaplan, seorang anggota partai Revolusioner Sosial. Lenin terluka parah tetapi selamat dari serangan itu. Upaya pembunuhan memicu gelombang pembalasan oleh kaum Bolshevik terhadap kaum Revolusioner Sosial dan lawan politik lainnya. Ribuan orang dieksekusi saat Rusia jatuh lebih dalam ke perang saudara.

Lahir sebagai Vladimir Ilich Ulyanov pada tahun 1870, Lenin tertarik pada penyebab revolusioner setelah saudaranya dieksekusi pada tahun 1887 karena merencanakan untuk membunuh Tsar Alexander III. Dia belajar hukum dan mengambil praktik di Petrograd (sekarang St. Petersburg), di mana dia berhubungan dengan lingkaran Marxis revolusioner.

Pada tahun 1895, ia membantu mengorganisir kelompok-kelompok Marxis di ibu kota ke dalam “Persatuan untuk Perjuangan Pembebasan Kelas Pekerja”, yang berusaha untuk mendaftarkan pekerja ke gerakan Marxis. Pada bulan Desember 1895, Lenin dan para pemimpin Uni lainnya ditangkap. Lenin dipenjara selama satu tahun dan kemudian diasingkan ke Siberia selama tiga tahun.

Setelah akhir pengasingannya, pada tahun 1900, Lenin pergi ke Eropa Barat, di mana ia melanjutkan aktivitas revolusionernya. Selama waktu inilah ia mengadopsi nama samaran Lenin. Pada tahun 1902, ia menerbitkan pamflet berjudul Apa yang Harus Dilakukan? yang berargumen bahwa hanya partai disiplin revolusioner profesional yang dapat membawa sosialisme ke Rusia.

Pada tahun 1903, ia bertemu dengan kaum Marxis Rusia lainnya di London dan mendirikan Partai Pekerja Sosial-Demokrat Rusia (RSDWP). Namun, sejak awal ada perpecahan antara Lenin Bolshevik (Majoritarian), yang menganjurkan militerisme, dan Menshevik (Minoritarian), yang menganjurkan gerakan demokratis menuju sosialisme. Kedua kelompok ini semakin saling bertentangan dalam kerangka RSDWP, dan Lenin membuat perpecahan resmi pada konferensi Partai Bolshevik tahun 1912.

Lenin menjadi diktator virtual negara Marxis pertama di dunia. Pemerintahannya berdamai dengan Jerman, menasionalisasi industri, dan mendistribusikan tanah, tetapi mulai tahun 1918, harus berperang melawan pasukan tsar yang menghancurkan. Pada tahun 1920, para tsar dikalahkan, dan pada tahun 1922 Uni Republik Sosialis Soviet (USSR) didirikan.

Setelah kematian Lenin pada awal 1924, tubuhnya dibalsem dan ditempatkan di sebuah mausoleum dekat Kremlin Moskow. Petrograd berganti nama menjadi Leningrad untuk menghormatinya. Setelah perjuangan suksesi, rekan revolusioner Joseph Stalin menggantikan Lenin sebagai pemimpin Uni Soviet.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper