Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wapres: Perlu Gerakan Terkoordinasi Tangani Terorisme dan Radikalisme

Wapres mendorong koordinasi dan kolaborasi antarlembaga melalui gerakan yang dikerahkan secara masif untuk menangani terorisme dan radikalisme.
Wapres mendorong koordinasi dan kolaborasi antarlembaga melalui gerakan yang dikerahkan secara masif untuk menangani terorisme dan radikalisme / Antara
Wapres mendorong koordinasi dan kolaborasi antarlembaga melalui gerakan yang dikerahkan secara masif untuk menangani terorisme dan radikalisme / Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mendorong adanya koordinasi dan kolaborasi antarlembaga melalui gerakan yang dikerahkan secara masif untuk menangani terorisme dan radikalisme di Indonesia.

Penyebabnya, dia menilai keberagaman semestinya menjadi kekuatan bangsa, tetapi dibalik keberagaman terdapat potensi menjadi celah bagi oknum yang ingin memecah keutuhan bangsa melalui upaya aksi teror dan gerakan radikal.

"Perlu adanya gerakan yang dimasifkan dan lebih terkoordinasi antarlembaga yang menangani," katanya, dikutip melalui rilis BPMI Setwapres, Rabu (24/8/2022).

Wapres menjelaskan keberadaan lembaga pengkajian yang khusus meneliti dan menganalisa aksi terorisme dan radikalisme menjadi sangat penting sebagai upaya menangkal dan menerapkan sikap antisipatif terhadap keberadaannya.

"Menurut saya, lembaga pengkajian itu penting. Mesti ada kolaborasi untuk bekerja sama," ujarnya.

Lebih jauh, Wapres mendukung adanya lembaga pengkajian yang dipusatkan pada satu lembaga, sehingga kementerian/lembaga tidak melakukan pekerjaan yang sama untuk bidang yang sama.

Hal tersebut dilakukan dengan harapan hasil penelitian dapat dijadikan rujukan bersama antarlembaga terkait.

"Dan saya setuju kalau kajian itu dilakukan bersama-sama, seperti BRIN itu, kan disentralkan, nanti yang lain memakai hasilnya," katanya.

Selain itu, Wapres menekankan agar kementerian/lembaga dapat melakukan pengkajian atau riset secara efektif agar mendapatkan hasil kerja optimal tanpa menghamburkan anggaran negara dengan percuma.

Sebelumnya, Penasihat Center for Terrorism and Radicalism Studies (CTRS) Ahmad Muqowwam menyampaikan harapan CTRS sebagai lembaga yang memiliki tujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya aksi antiterorisme dan radikalisme di masyarakat.

"Kami punya keinginan kuat agar fungsi-fungsi daripada antiterorisme dan radikalisme tidak hanya menjadi fokus pemerintah, namun juga menjadi concern bagi seluruh masyarakat," ujar Ahmad. 

Sekadar informasi, CTRS merupakan lembaga yang mendalami kajian terkait terorisme dan radikalisme yang berada di lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK). CTRS menjadi salah satu wadah pemberdayaan masyarakat dalam upaya memerangi dan memberikan edukasi kepada generasi muda terhadap tindak pidana terorisme.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper