Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cacar Monyet Masuk ke Indonesia, Bisa Jadi Pandemi Baru?

Kemenkes meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko penyebaran cacar monyet di Indonesia.
Ilustrasi vaksin cacar monyet (monkeypox)./Istimewa
Ilustrasi vaksin cacar monyet (monkeypox)./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyebut virus cacar monyet (monkeypox) di Indonesia berpotensi menjadi pandemi baru.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Mohammad Syahril pun meminta masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan dan melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Pemerintah memastikan pencegahan penyebaran virus akan diperketat, khususnya di pintu masuk ke Indonesia.

"Namanya juga pandemi bisa habis, muncul lagi dengan pasien baru. Saya kira ini bisa, hal yang biasa seperti halnya pandemi Covid. Bisa saja suatu saat pandemi Covid ini bisa dianggap landai, maka pandeminya akan berakhir. Bisa jadi akan muncul pandemi baru yang kita tidak tahu," kata Mohammad lewat konferensi pers virtual, Sabtu (20/8/2022).

Mohammad mengungkapkan bahwa Kemenkes menemukan kasus konfirmasi pertama cacar monyet (monkeypox). Pasien merupakan WNI berusia 27 tahun yang tiba di Jakarta dari perjalanan luar negeri pada 8 Agustus 2022.

“Pada 14 Agustus 2022 pasien mengalami demam dan pembesaran kelenjar getah bening di belakang telinga,” ujarnya.

Pasien mengalami lesi cacar monyet di wajah keluar pada 16 Agustus 2022. Kemudian, lesi menyebar ke telapak tangan, kaki, dan sebagian di sekitar alat genital. Selain itu pasien juga mengalami demam dan pembesaran pada kelenjar limfe.

Selanjutnya, pada 18 Agustus 2022 pasien mendatangi fasilitas kesehatan untuk mendapat pengobatan dan pihak rumah sakit melakukan tes PCR cacar monyet kepada pasien.

“Sehari setelahnya, yakni pada Jumat, 19 Agustus 2022 malam hasil PCR keluar dan dinyatakan positif cacar monyet,” tuturnya.

Syahril melanjutkan, pasien kini menjalani isolasi mandiri di rumah karena hanya bergejala ringan. "Saat ini tracing tengah dilakukan kepada kontak dekat pasien. Ini merupakan bentuk pencegahan penyebaran virus di masyarakat," ungkapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akbar Evandio
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper