Bisnis.com, JAKARTA - Para pengunjung Ikea di Shanghai, China, panik saat otoritas kesehatan setempat melakukan lockdown toko dan mengarantina mereka yang masih ada di lokasi pada Sabtu (13/8/2022).
Dilansir dari Bloomberg pada Senin (15/8/2022), otoritas kesehatan China melakukan tindakan tersebut tersebut setelah mengetahui ada seorang pengunjung yang telah melakukan kontak dengan pasien Covid-19.
Sontak kabar tersebut membuat para pengunjung segera berlarian dan berteriak dalam untuk keluar dari gedung sebelum pintu dikunci.
Otoritas kesehatan di Shanghai mengatakan bahwa mereka memberlakukan langkah-langkah pengendalian sementara di outlet Ikea tersebut setelah mereka mengetahui kontak erat pasien Covid-19 tanpa gejala telah berkunjung. Namun, mereka tidak menjelaskan kapan kontak dekat berkunjung ke Ikea.
"Semua orang di Ikea dan daerah lain yang terkena dampak perlu dikarantina selama dua hari dan kemudian melakukan pengawasan kesehatan selama lima hari," kata wakil direktur Komisi Kesehatan Shanghai Zhao Dandan pada Minggu (14/8/2022), seperti dikutip Bloomberg.
Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, sebuah pengumuman disuarakan bahwa pihak berwenang meminta pusat perbelanjaan untuk segera menutup dan menghentikan orang masuk atau keluar.
Baca Juga
Ketika penjaga keamanan dan petugas kesehatan dengan alat pelindung diri mencoba menutup pintu untuk mencegah orang pergi, puluhan orang berteriak dan mendorongnya sampai merekak keluar.
Seorang perwakilan Ikea mengatakan toko di distrik Xuhui ditutup karena Covid-19 atas permintaan otoritas kesehatan.
Mereka yang tidak berhasil keluar akan dikarantina di dalam toko dari jam 8 malam hingga lewat tengah malam dan dipindahkan ke hotel karantina, berdasarkan pernyataan salah satu pengunjung yang memposting tentang pengalamannya di Douyin, Tiktok versi China.
Lockdown cepat yang diterapkan sebagai bagian dari strategi Zero Covid China kerap menyebabkan banyak kepanikan di seluruh negeri.
Dalam beberapa bulan terakhir, penduduk di pusat teknologi Shenzhen, ibu kota provinsi Sichuan, Chengdu, dan pulau selatan Hainan telah memanjat pagar, berlari ke pantai dan keluar dari menara kantor setelah mengetahui bahwa lockdown akan diberlakukan.
China melaporkan 2.312 kasus baru secara nasional pada Senin (15/8/2022). Ini merupakan pertama kalinya kasus harian melampaui 2.000 dalam tiga hari berturut-turut sejak tiga bulan terakhir. Wabah yang meluas menunjukkan bahwa tidak ada tempat yang aman, termasuk daerah resor tempat penduduk berharap untuk bersantai atau daerah yang baru-baru ini muncul dari gejolak terburuk.
Penduduk Shanghai mengalami lockdown ketat pada April dan Mei ketika kota itu mencoba untuk membasmi wabah terbesar yang pernah dialami China sejak pandemi dimulai. Orang-orang diperintahkan untuk tinggal di rumah, dan banyak yang kelaparan karena kekurangan makanan.
Terlepas dari korban sosial dan ekonomi, Presiden China Xi Jinping tetap berkomitmen pada pendekatan Zero Covid yang membuat China semakin terisolasi.