Bisnis.com, JAKARTA – Amerika Serikat (AS) mendukung Swedia dan Finlandia bergabung ke Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), setelah Senat menyetujui resolusi untuk meratifikasi keanggotaan kedua negara itu di NATO, Rabu (3/8/2022).
Dikutip dari CNN, Kamis (4/8/2022), mayoritas anggota Senat setuju, sehingga AS menjadi negara ke-23 dari total 30 anggota NATO yang mendukung Finlandia dan Swedia untuk bergabung.
Pemungutan suara itu menjadi sejarah untuk memperkuat blok pertahanan di tengah perang Rusia di Ukraina.
NATO secara resmi mengundang Swedia dan Finlandia untuk bergabung dengan aliansi tersebut pada akhir Juni dan keputusan tersebut harus disampaikan ke parlemen dan legislatif 30 negara anggota untuk ratifikasi akhir.
Presiden AS Joe Biden mengirim protokol untuk diratifikasi ke Senat pada bulan Juli, membuka jalan bagi pemungutan suara, yang perlu disetujui oleh dua pertiga dari anggota.
Penghitungan akhir suara Senat adalah 95 banding 1, dengan Senator Josh Hawley dari Missouri memberikan suara sebagai oposisi dan Senator Rand Paul dari Kentucky memberikan suara.
Baca Juga
Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer mengumumkan Selasa bahwa pemungutan suara untuk menyetujui resolusi ratifikasi untuk Swedia dan aplikasi Finlandia ke NATO akan berlangsung dan mengatakan bahwa dia telah mengundang duta besar dari Finlandia dan Swedia untuk bergabung di galeri selama debat dan pemungutan suara.
“Aliansi NATO kami adalah landasan yang telah menjamin demokrasi di dunia barat sejak akhir Perang Dunia II. Ini memperkuat NATO lebih jauh dan sangat dibutuhkan mengingat agresi Rusia baru-baru ini,” kata Schumer dalam sambutannya dari lantai Senat.
Setelah Senat menyetujui protokol aksesi NATO Swedia dan Finlandia, langkah selanjutnya dalam proses ratifikasi adalah Presiden menandatangani instrumen ratifikasi perjanjian itu, kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS.
Swedia dan Finlandia mengumumkan niat mereka untuk bergabung dengan NATO pada bulan Mei, setelah invasi Rusia ke Ukraina menyebabkan perubahan sikap yang tiba-tiba untuk bergabung dengan blok tersebut.
Alasan sebagian besar negara bergabung dengan NATO adalah karena Pasal 5, yang menetapkan bahwa semua penandatangan menganggap serangan terhadap satu anggota sebagai serangan terhadap semua.
Pasal 5 telah menjadi landasan aliansi sejak didirikan pada tahun 1949 sebagai penyeimbang Uni Soviet.