Bisnis.com, JAKARTA--Ukraina menyatakan bahwa kesepakatan untuk mengurangi krisis pangan global dengan melanjutkan ekspor biji-bijian dari wilayah Laut Hitam akan dimulai pekan ini.
Moskow sebelumnya menepis kekhawatiran bahwa kesepakatan akan gagal akibat serangan rudal Rusia di pelabuhan Odessa Ukraina pada hari Sabtu dengan mengatakan serangan itu hanya menargetkan infrastruktur militer.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengecam serangan itu sebagai "barbarisme" yang menunjukkan Moskow tidak dapat dipercaya.
Kekurangan gandum global dan melonjaknya harga energi Eropa adalah beberapa efek paling luas dari invasi Rusia ke Ukraina. Kondisi itu mengancam jutaan orang di negara-negara miskin menderita kelaparan dan memicu ketakutan di Eropa atas pasokan pemanas musim dingin ini.
Rusia dan Ukraina menandatangani perjanjian tentang ekspor biji-bijian dari Laut Hitam di Istanbul pada hari Jumat dengan Turki dan PBB sebagai penjamin bersama.
Para pejabat sepakat tidak akan ada serangan terhadap kapal yang bergerak melalui Laut Hitam ke Selat Bosphorus Turki dan ke pasar. Mereka mengatakan akan mendirikan pusat pemantauan bersama.
Baca Juga
Seorang pejabat senior pemerintah Ukraina mengatakan dia berharap pengiriman biji-bijian pertama dari Ukraina, pemasok utama dunia, dapat dilakukan minggu ini. Ekspor itu bisa dilakukan dari pelabuhan lain yang disebutkan dalam kesepakatan dalam waktu dua minggu.
“Kami percaya bahwa dalam 24 jam ke depan kami akan siap bekerja untuk melanjutkan ekspor dari pelabuhan kami. Kita berbicara tentang pelabuhan Chornomorsk. Ini akan menjadi yang pertama, kemudian akan ada Odesa, kemudian pelabuhan Pivdeny,” kata Wakil Menteri Infrastruktur Yuriy Vaskov dalam konferensi pers seperti dikutip Aljazeera.com, Selasa (26/7).
“Dalam dua minggu ke depan, kami akan secara teknis siap untuk melakukan ekspor biji-bijian dari semua pelabuhan Ukraina,” kata Vaskov.