Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Catatan dari W20 Summit: Aksi Demo hingga Pameran UMKM

Ada beberapa hal yang menjadi sorotan ajang W20 Summit di Sumatra Utara. Mulai dari penyelenggaraan hingga pelaku UMKM yang hadir.
Pelaku UMKM pada acara W20 Summit di Hotel Niagara Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara, Rabu (20/7/2022). / Istimewa
Pelaku UMKM pada acara W20 Summit di Hotel Niagara Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara, Rabu (20/7/2022). / Istimewa

Bisnis.com, MEDAN - Walau sudah berakhir pada Kamis (21/7/2022) lalu, ajang Women Twenty atau W20 Summit di Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara (Sumut) menyisakan berbagai catatan.

W20 Summit merupakan bagian dari Presidensi G20 Indonesia yang akan mencapai acara puncak pada November 2022. 

Berbeda dengan side event G20 lain, W20 sebenarnya menyiapkan delapan rekomendasi atau komunike yang akan diajukan di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.

Hal itu diungkapkan Chair W20 Hadriani Uli Silalahi dalam konferensi pers jelang pembukaan KTT atau W20 Summit di wilayah wisata Danau Toba, Simalungun, Sumatra Utara.

"Rangkaian ini sangat panjang. Kita punya lima tempat di mana W20 dijalankan yakni Likupang, Batu, Banjarmasin, Manokwari, dan Toba. Kita yang mengadakan di 5 tempat terpencil. Semuanya di luar Jawa," jelas Uli di Hotel Niagara, Kawasan Danau Toba, Senin (18/7/2022).

Namun, sempat terjadi insiden di tengah acara penyelenggaraan W20 Summit.

Saat rangkaian W20 Summit berlangsung pada Rabu (20/7/2022) lalu, sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) membentangkan sepanduk berukuran raksasa di perairan Danau Toba. Aksi itu sempat jadi perhatian media asing.

Melalui sepanduk bertuliskan "North Sumatra Women Against Deforestation", mereka berpesan kepada para peserta W20 Summit agar menjaga hutan dan hak-hak perempuan adat dari ancaman deforestasi dan eksploitasi lahan.

Koordinator Divisi Studi dan Advokasi Bantuan Hukum dan Advokasi Rakyat Sumatra Utara (BAKUMSU) Juniaty Aritonang menilai ajang W20 Summit sekadar ajang seremonial belaka.

Acara tersebut berlangsung di kawasan Danau Toba, tapi sama sekali tidak menyinggung derita yang dialami sejumlah komunitas perempuan adat di daerah tersebut.

"Itu hanya seremonial. Mereka bicara soal kesetaraan gender dan peningkatan ekonomi perempuan. Tapi ruang kelola untuk perempuan adat di kawasan Danau Toba sendiri terganggu, jadi bagaimana perekonomian mereka bisa meningkat? Ini yang tidak diperhatikan dalam W20 itu," kata Juniaty kepada Bisnis, Kamis (21/7/2022).

Juniaty mengatakan sejumlah masyarakat adat di kawasan Danau Toba telah bertahun-tahun memperjuangkan haknya yang dirampas.

Satu di antara mereka adalah masyarakat adat Lembaga Adat Keturunan Ompu Mamontang Laut Ambarita Sihaporas (Lamtoras) di Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara.

Menurutnya, W20 Summit di kawasan Danau Toba justru tidak menyinggung persoalan yang dialami kaum perempuan adat di daerah tersebut.

"Ini soal tidak adanya kebijakan negara terhadap perlindungan dan pemenuhan hak masyarakat adat, khususnya kaum perempuan di kawasan Danau Toba secara khusus," katanya.

Melalui pernyataan tertulis, Chair W20 Indonesia Hadriani Uli Silalahi sebelumnya memberi tanggapan atas aksi para perempuan adat kawasan Danau Toba yang digelar bertepatan dengan acara mereka.

"Kami mengapresiasi aspirasi dan masukan yang disampaikan beberapa rekan LSM tersebut untuk menjadi masukan kami," imbuhnya.

Uli mengatakan forum Konferensi Tingkat Tinggi W20 telah melibatkan dan membahas berbagai isu lokal. Menurutnya, sejumlah isu mengenai lapangan pekerjaan dan lingkungan telah dibahas pada working group yang berbeda di G20.

"Untuk beberapa isu lainnya kami juga telah mengajak dan mendiskusikan bersama dengan Kadin dan para pelaku UMKM sebelumnya," kata dia.

Selain diwarnai aksi pembentangan sepanduk raksasa, ajang W20 Summit di Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara, juga tercoreng oleh peristiwa kebakaran hutan.

Asap yang ditimbulkan bahkan menarik sorotan dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Uno. Sandi menyayangkan peristiwa tersebut karena panorama Danau Toba terganggu tatkala W20 Summit sedang berlangsung.

"Karena ini sangat sayang. Apalagi view Danau Toba sangat bagus, tapi sedikit ada kabut karena efek dari asap," ujar Sandiaga saat menghadiri W20 Summit pada Selasa (19/6/2022).

Sejak sepekan terakhir, peristiwa kebakaran melanda kawasan Danau Toba. Peristiwa pertama terjadi di hutan lindung Desa Sitanggor, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara dan Desa Meat, Kecamatan Tampahan, Kabupaten Toba pada Sabtu (16/7/2022) lalu.

Selang beberapa hari kemudian, api berhasil dipadamkan pada Senin (18/7/2022). Namun, asap dari sisa-sisa kebakaran masih mengepul dan menyebar hingga ke sisi lainnya. Kebakaran menyebabkan satu orang warga meninggal dunia dan hutan seluas 50 hektare hangus.

Tak lama setelah itu, peristiwa serupa juga terjadi di Kabupaten Samosir. Kebakaran menyebabkan 250 hektare hutan lindung di tempat itu ludes. Menurut Kepala Dinas Kehutanan Pemprov Sumatra Utara Herianto, kobaran api di dua tempat itu kini telah berhasil dipadamkan.

"Sekarang (api) sudah padam walaupun masih ada sedikit sisa-sisa," ujar Herianto kepada Bisnis.

Kekecewaan UMKM

Ketua Asosiasi UMKM Sumatra Ujiana Sianturi meluapkan kekecewannya terhadap ajang W20 Summit yang berlangsung di kawasan Danau Toba itu.

Alih-alih mendongkrak pemberdayaan kaum perempuan, acara tersebut justru menyebabkan pelaku UMKM rugi puluhan juta.

Layaknya pelaku usaha, Ujiana berharap ajang internasional bakal memberi banyak manfaat bagi mereka. Terutama untuk kalangan perempuan yang berkecimpung dalam dunia UMKM.

Namun ekspektasi itu ternyata terlalu tinggi. Ujiana beserta 127 pelaku UMKM lainnya terpaksa membawa pulang beragam produk yang telah mereka bawa ke acara.

Dagangan mereka minim pembeli bukan karena tak laku, namun akibat sepi pengunjung.

Hal itu diduga akibat berbagai faktor. Hanya orang tertentu yang dibolehkan masuk ke lokasi pameran dan stand produk UMKM. Mereka harus menunjukkan kartu identitas dari penyelenggara. Selain itu, rangkaian acara yang padat juga diduga membuyarkan fokus para pengunjung.

"Saya kecewa karena tidak sesuai harapan. Produk UMKM kami sepi karena hanya tertentu saja yang bisa masuk ke lokasi kami. Kami rugi," kata Ujiana kepada Bisnis, Jumat (22/7/2022).

Berkaitan dengan keluhan Ujiana, Chair W20 Indonesia Hadriani Uli Silalahi telah dihubungi untuk dikonfirmasi. Namun yang bersangkutan tidak menjawab hingga berita ini diterbitkan.

Pada kesempatan berbeda, Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi blak-blakan mengaku bingung karena tak ada yang bisa dibanggakan dalam ajang W20 Summit di Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara. Pengakuan ini disampaikan Edy saat menghadiri acara di Kabupaten Dairi, Sumatra Utara, Kamis (21/7/2022).

"Apa yang bisa aku tonjolkan. Mau menonjolkan jalan kita itu? Oh lebih mulus di Eropa sana. Jadi apa yang mau aku banggakan? Bingung juga aku. Sekarang masih di sana orang itu, ke sini aku," kata Edy disambut tawa peserta acara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper